WahanaNews-Kalteng | Di tengah pandemi, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) melakukan transformasi. Proses bisnis yang tadinya statis dan backward looking diubah menjadi dinamis serta forward looking. Proses bisnis yang dulunya manual, kini didigitalisasi secara end to end.
PLN melakukan digitalisasi dari pembangkitan, transmisi, hingga distribusi. Digitalisasi juga dilakukan pada sistem perencanaan, sistem keuangan, sistem pembayaran, sistem pengadaan, hingga ke sistem pelayanan pelanggan.
Baca Juga:
PLN Banten Pastikan Operasional SPKLU Jalur Mudik Tol Jakarta-Merak Andal
"Kami melakukan digitalisasi pembangkit, digitalisasi transmisi dan distribusi, digitalisasi sistem keuangan, sistem pengadaan, sistem pembayaran, sampai digitalisasi sistem pelayanan pelanggan," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan upaya transformasi yang dilakukan PLN pun memberikan dampak positif terhadap sistem kerja perseroan. Bahkan pihaknya mencatat pembayaran utang lebih cepat, sehingga menghasilkan cost saving yang signifikan dari tahun ke tahun.
"PLN hari ini jauh lebih sehat dibanding dengan PLN pada 3 tahun yang lalu. Sistem kelistrikan jauh lebih andal. Sistem keuangan jauh lebih sehat," ucapnya.
Baca Juga:
PLN Siapkan 1.299 SPKLU di Banyak Lokasi Mudik, Pengguna Mobil Listrik Tetap Nyaman
Selain itu, Darmawan menjelaskan upaya transformasi digital yang dilakukan PLN juga berdampak positif terhadap sejumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan. Di mana dulunya aset tersebut bisa dikatakan berserakan, kini lebih dikonsolidasikan.
Proses bisnis pengelolaan pembangkitan pun menunjukan kinerja serupa lebih sederhana namun tetap efisien. Serta utilisasi aset yang tadinya belum maksimal, dioptimalkan. Begitu pula dengan pengelolaan energi primer juga dikonsolidasikan.
"Pengadaan energi primer tidak hanya meningkatkan keandalan, tetapi juga sekaligus membangun value creation yang besar bagi PLN," ungkap Darmawan.