Kalteng.WahanaNews.co, Sampit - Bisnis sarang burung walet di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, sedang lesu karena harga sarang yang terbuat dari liur burung walet mengalami penurunan signifikan.
"Penurunan itu terjadi dalam dua tahun terakhir, tapi yang cukup parah itu terasa dalam lima bulan terakhir ini. Memang masih ada pengepul yang membeli, tapi harganya tidak sebagus dulu," kata Yanto, salah seorang pemilik usaha budi daya sarang burung walet di Sampit, Kamis (1/8/2024).
Baca Juga:
KPK Dalami Kasus Proses Lelang Proyek yang Melibatkan Walkot Semarang & Suami
Yanto mengatakan, saat ini harga per kilogram sarang walet jenis mangkok dihargai Rp8 juta, sudut Rp6 juta dan patahan Rp5 juta. Untuk harga sarang walet dijual dengan cara campuran atau disebut cong, harganya berkisar Rp4 juta hingga Rp5 juta. Harga ini jauh lebih rendah dibanding beberapa tahun sebelumnya. Yanto mengaku sempat merasakan harga sarang walet di titik yang cukup tinggi yakni Rp18 juta per kilogram.
Yanto mengaku tidak mengetahui penyebab penurunan harga sarang walet. Namun informasi dari pengepul, kondisi ini disebabkan turunnya permintaan dari negara pengimpor seperti China dan lainnya.
Kondisi lain yang membuat petani sarang walet gelisah lantaran produksi sarang walet yang cenderung menurun. Hal ini diduga disebabkan beberapa faktor seperti semakin banyaknya jumlah bangunan budi daya sarang walet, terbatasnya sumber makanan serta suasana lingkungan yang mulai kurang nyaman bagi walet.
Baca Juga:
Bapenda Kota Bengkulu Tindak Tegas Petugas Parkir Sewakan Lahan ke PKL
"Bangunan walet milik saya dulu panen sebulan bisa dua kali, sekarang bisa beberapa bulan panen. Untuk saat ini lagi kemarau, memang belum musim walet banyak membuat sarang. Mudah-mudahan kondisi kembali membaik dan harga sarang walet kembali tinggi," ujar Yanto.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kotim Ramadansyah tidak menampik lesunya sektor sarang burung walet. Bahkan target pajak sarang burung walet pada 2023 lalu tidak tercapai sehingga turut berpengaruh terhadap tingkat pencapaian pendapatan daerah.
Kondisi ini dipengaruhi hasil panen para petani yang mengalami penurunan hasil panen serta harga sarang burung walet yang sedang tidak menentu. Kondisi ini masih terasa hingga 2024 ini.