KALTENG.WAHANANEWS.CO, Sampit - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, Rimbun, menyambut gembira pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kotim serta mendorong agar program tersebut dapat berjalan merata hingga ke pelosok.
Program MBG yang telah mulai dilaksanakan pada tanggal 24 untuk daerah perkotaan patut disambut baik, kata kata Rimbun di Sampit, Selasa (25/2/2025).
Baca Juga:
Layani Lebih dari 2 Juta Penerima, Program MBG Menjangkau 38 Provinsi di Indonesia
"Kami mengucapkan terima kasih atas terealisasinya program tersebut. Namun, yang jadi PR kita bersama adalah, program ini harus bisa merata dan tidak hanya di kota saja," ucapnya.
Ia menjelaskan, Kotim dengan luas wilayah 16.796 km2 dengan topografi yang bervariasi, terutama medan jalan di wilayah pelosok banyak yang sulit dijangkau perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah, baik itu tingkat kabupaten, provinsi hingga pusat.
Menurutnya, ketika membahas tentang Program MBG bukan sekadar memberikan makanan gratis tapi juga tentang pemerataan dan keadilan.
Baca Juga:
Badan Gizi Nasional Pastikan MBG Tetap Berjalan Selama Ramadan
Jika program ini hanya dilaksanakan di perkotaan, sementara di wilayah pelosok tidak maka artinya pemerataan dan keadilan belum tercapai.
Meskipun begitu, DPRD Kotim memaklumi bahwa pelaksanaan Program MBG di Kotim dilakukan secara bertahap karena keterbatasan yang ada, namun ia berharap agar hal itu tidak menjadi alasan berkepanjangan dan segera dicari solusinya.
"Semua masyarakat menginginkan program ini, makanya ini menjadi PR pemerintah daerah, provinsi maupun pusat untuk memaksimalkan Program MBG ini agar bisa melayani anak-anak kita di daerah khusus Kotim," tuturnya.
Hal ini ia sampaikan juga sebagai bentuk aspirasi masyarakat. Pasalnya, pihaknya kerap mendapat pertanyaan dari masyarakat terkait Program MBG, baik tentang waktu pelaksanaan hingga apakah ada kompensasi bagi pelajar yang belum mendapat program itu.
Apalagi, menurutnya justru anak-anak di wilayah pelosok dengan sarana prasarana yang terbatas lebih membutuhkan Program MBG ini dibanding anak-anak di wilayah perkotaan yang memiliki akses lebih mudah dalam mendapatkan berbagai bahan pangan.
"Kondisi geografis ini bisa berdampak pada pelaksanaan program ini, makanya perlu solusi untuk siswa-siswi kita di pedalaman, karena memang sangat memerlukan dan sangat keterbatasan baik sarana pendidikan maupun yang lainnya," demikian Rimbun.
Program MBG di Kotim perdana dilaksanakan pada Senin 24 Februari 2025, setelah sempat tiga kali tertunda. Sesuai rencana pelaksanaan program ini dilakukan secara bertahap salah satunya dikarenakan kapasitas dapur umum yang terbatas.
Berdasarkan ketentuan dari Badan Gizi Nasional (BGN) kapasitas satu dapur umum hanya menangani 3.000-3.500 porsi makanan dan saat ini hanya ada satu dapur umum di Kotim.
[Redaktur: Patria Simorangkir]