Kalteng.WahanaNews.co, Sampit - Banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah selama dua pekan terakhir sekarang telah menjangkau Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi, menghambat aktivitas warga setempat.
"Banjir di Desa Hanjalipan terjadi sejak 7 Mei lalu, saat ini jalan di desa terendam banjir sehingga untuk transportasi darat tidak bisa, mereka hanya bisa menggunakan perahu," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Agus Mulyadi di Sampit, Sabtu (1/5/2025).
Baca Juga:
Forum Kolaborasi Pemuda dari 18 Kementerian/Lembaga Sepakat Kurangi Risiko Bencana
la menyampaikan, sejak Kamis 9 Mei 2024 pihaknya telah mendirikan posko dan melakukan pemantauan terkait kondisi banjir di Desa Hanjalipan. Pasalnya desa ini merupakan desa yang paling rawan banjir di Kotim dan ketika terjadi banjir butuh waktu cukup lama sampai air surut.
Dalam beberapa hari terakhir debit air di Desa Hanjalipan masih meningkat. Berdasarkan pantauan pada Sabtu pagi, ketinggian air dari permukaan jalan sudah mencapai 1 meter lebih.
Agus menyebut, banjir di Desa Hanjalipan disebabkan tiga faktor, yakni curah hujan yang tinggi, air pasang sungai dan kiriman air dari wilayah hulu atau utara.
Baca Juga:
BPBD Bogor Keluarkan Surat Edaran Peringatan, 2 Megathrust Bikin Khawatir
Lokasi Desa Hanjalipan juga diketahui berada di pertemuan dua sungai, yakni Sungai Mentaya dan Sungai Tualan, ketika kedua sungai tersebut pasang maka desa tersebut akan tergenang.
"Adanya hujan lebat dan air pasang membuat air yang menggenangi desa tidak bisa keluar. Ditambah lagi ada kiriman banjir dari wilayah hulu, seperti Kecamatan Bukit Santuai dan Antang Kalang yang sebelumnya juga banjir meski sekarang sudah surut," jelasnya.
Berdasarkan hasil pemantauan pada Jumat 9 Mei, pihaknya mencatat kurang lebih ada 460 Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir, meliputi 320 rumah. Ada beberapa rumah yang telah dimasuki air dengan kedalaman paling tinggi 20 cm dari permukaan lantai.
Kendati demikian, warga yang rumahnya terendam memilih bertahan dan tidak mengungsi. Untuk mengamankan perabotan dan barang berharga warga membangun dipan sementara di dalam rumah.
"Untuk pengungsi belum ada, warga yang mengeluhkan sakit juga belum ada. Tapi kami tetap melakukan pemantauan," imbuhnya.
Banjir yang merendam Desa Hanjalipan diperkirakan bertahan hingga beberapa minggu kedepan, mengingat sebelumnya desa tersebut pernah terendam banjir hingga sebulan. Namun, pihaknya tetap berharap banjir segera surut sehingga tidak menyebabkan kerugian bagibwarga.
Sementara itu, data BPBD Kotim sejak 29 April 2024 sebanyak 31 desa maupun kelurahan yang tersebar di sembilan kecamatan di Kotim yang terendam banjir.
Saat ini sebagian wilayah telah dinyatakan surut, namun ada beberapa desa yang baru terdampak banjir akibat kiriman dari wilayah hulu. Seperti Desa Hanjalipan.
Sehubungan dengan musibah banjir ini, Pemkab Kotim telah menetapkan status tanggap darurat banjir selama 14 hari, berlaku dari 4-17 Mei 2024. Dengan status tersebut upaya penanganan banjir, khususnya bantuan bagi warga yang terdampak bisa lebih optimal.
[Redaktur: Patria Simorangkir]