Kalteng. WahanaNews.co - Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah memperkirakan puncak musim hujan di wilayah provinsi setempat terjadi hingga Februari 2024.
"Berdasar data dan analisis, puncak curah hujan di wilayah Kalteng masih terjadi antara Januari sampai Februari," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Tjilik Riwut, Agung Sudiono Abadi di Palangka Raya, Rabu.
Baca Juga:
ASDP Ingatkan Kewaspadaan Cuaca Ekstrem Jelang Libur Akhir Tahun
Berdasar analisis Stasiun BMKG Kelas I Tjilik Riwut Palangka Raya, prakiraan curah hujan pada Januari di wilayah provinsi Kalimantan Tengah secara umum berada pada kriteria tinggi atau sekitar 300 sampai dengan 500 milimeter (mm).
Pada waktu ini curah hujan yang diperkirakan akan mengalami kriteria menengah antara 200-300 mm terjadi di sebagian Kabupaten Barito Utara bagian timur, Barito Selatan bagian utara, sebagian kecil Barito Timur bagian utara dan selatan dan sebagian kecil kabupaten Kapuas bagian selatan.
Kemudian sebagian kecil Kabupaten Katingan bagian tengah, sebagian kecil Seruyan bagian tengah dan selatan, sebagian kecil Kotawaringin Barat bagian tengah dan sebagian kecil Kabupaten Lamandau bagian selatan.
Baca Juga:
ALPERKLINAS: Musim Hujan, Masyarakat Diminta Hindari Berteduh Dekat Instalasi Listrik
Selanjutnya pada Februari diperkirakan wilayah Kalteng secara umum berada pada kriteria menengah hingga tinggi 200 sampai 400 mm.
Surah hujan yang diperkirakan akan mengalami kriteria tinggi ini seperti di di sebagian besar wilayah Kabupaten Murung Raya, sebagian Barito Utara bagian utara dan barat, Barito Selatan bagian selatan, dan sebagian besar Kabupaten Kapuas.
Kemudian sebagian besar Kabupaten Pulang Pisau, sebagian besar Kota Palangka Raya, seluruh Gunung Mas, sebagian besar Katingan, Kotawaringin Timur bagian utara dan selatan, sebagian Seruyan bagian selatan, sebagian Kotawaringin Barat bagian selatan, dan sebagian Kabupaten Sukamara bagian selatan.
Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat di wilayah Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila" ini mewaspadai dampak yang ditimbulkan dari curah hujan tinggi tersebut.
"Waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang," katanya.[ss]