WahanaNews-Kalteng | Setelah puas dengan kualitas dari dua unit LPD (Landing Platform Dock) atau SSV (Strategic Sealift Vessel) Tarlac Class hasil buatan PT PAL Indonesia, Departemen Pertahanan Filipina kembali memesan dua unit kapal perang SSV dari PT PAL Indonesia.
Dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (24/6/2022), telah dilaksanakan penandatanganan kontrak jual-beli kapal LPD antara PT PAL Indonesia dengan Departemen Pertahanan Filipina.
Baca Juga:
Diam-diam Bela Iran, Rusia Kerahkan Kapal dengan Rudal Supersonik
Selain kualitas produk yang memuaskan, salah seorang delegasi Filipina yang ditemui saat berkunjung ke PT PAL Indonesia beberapa waktu lalu mengaku puas akan after sales services yang diberikan oleh PT PAL Indonesia.
Selain itu, PT PAL Indonesia memiliki keunggulan pada welding technology. Salah satunya terwujud melalui joint section kapal selam KRI Alugoro-405 yang memperoleh predikat Zero Defect.
Kapal yang akan dibangun di Surabaya direncanakan memiliki panjang 123 meter, tinggi 21 meter, dengan berat sebesar 7.200 ton serta memiliki cruising endurance selama 30 hari.
Baca Juga:
TNI Kerahkan Kapal Perang Bikin Kocar-Kacir Pasukan Musuh
Pengadaan kapal Landing Platform Dock (LPD) kali ini mengakomodir penyesuaian kebutuhan militer Filipina saat ini dengan perubahan minor pada platform kapal.
Nantinya kapal LPD ini diharapkan akan siap bertugas hingga sea state 6, serta kapabilitas pengoperasian perlengkapan fasilitas kapal pada sea state 4.
Penandatanganan dilakukan oleh CMO PT PAL Indonesia Willgo Zainar dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin N. Lorenzana. Ini merupakan kali kedua PT PAL Indonesia berhasil memenangkan pasar ASEAN dalam ekspor kapal perang jenis LPD kepada Filipina.
Setelah melalui rangkaian proses pengadaan dua unit kapal perang jenis Landing Dock untuk Angkatan Laut Filipina, PT PAL Indonesia secara resmi terpilih sebagai penyedia proyek Landing Dock melalui Notice of Award (NoA) dari Departemen Pertahanan Filipina, yang diterima pada 10 Juni 2022.
Dipercayakannya PT PAL Indonesia dalam pengadaan 2 (dua) unit kapal perang jenis Landing Dock oleh Angkatan Laut Filipina, karena kepuasan Pemerintah Filipina dan Angkatan Laut Filipina atas pengoperasian 2 unit Landing Dock atau Strategic Sealift Vessel (SSV) yang telah diserahterimakan oleh PT PAL beberapa tahun lalu.
Selain kualitas produk yang memuaskan, salah seorang delegasi Filipina yang ditemui saat berkunjung ke PT PAL Indonesia beberapa waktu lalu mengaku puas akan after sales services yang diberikan oleh PT PAL Indonesia.
Selain itu, PT PAL Indonesia memiliki keunggulan pada welding technology. Salah satunya terwujud melalui joint section kapal selam KRI Alugoro-405 yang memperoleh predikat Zero Defect.Filipina Resmi Order Dua LPD (Lagi) Dari PT PAL Indonesia.
Performa SSV
SSV 123 meter memiliki fungsi dasar sebagai kapal pendukung atau support dalam pelaksanaan operasi militer.
Dalam strategi peperangan laut modern kapal SSV memiliki nilai strategis karena mampu menghadirkan efek kejut atau pendadakan strategis terhadap musuh melalui kapabilitasnya untuk menerjunkan pasukan pendarat tempur secara cepat dan masif di pantai garis depan musuh.
Kapal tersebut nature-nya merupakan kapal pendukung Operasi Militer Perang / Military Operation War (OMP/MOW), pada masa damai kapal tersebut dapat difungsikan dalam Operasi Militer Selain Perang / Military Operation Other Than War (OMSP/MOOTW).
Dalam misi OMSP, Kapal SSV dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
Tidak terbatas pada scope tersebut, Kapal SSV juga memiliki tugas pelaksanaan misi naval diplomacy.
Kapal SSV memiliki spesifikasi panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, bobot 7200 ton dan kecepatan maksimal 16 knots. Kapal SSV mampu mengangkut maksimal 621 personel dan 12 unit kendaraan militer, serta mengakomodasi 3 helikopter.
Masing-masing dilengkapi dengan dua unit wahana pendarat (LCU) 23 meter untuk menerjunkan pasukan pendarat tempur di wilayah pantai musuh dan 2 unit Rigid Hull Inflatable Boats (RHIB) untuk melaksanakan misi strategis anti terorisme laut dan inspeksi.
Jangkauan operasi kapal tersebut minimal 7.500 mil laut. Saat ini kedua SSV yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Filipina merupakan kapal support terbesar dan tercanggih yang dimiliki.
Kapal pertama BRP Tarlac-601 dikirim pada tahun 2016 dan diikuti oleh kapal kedua BRP Davao Del Sur-602 satu tahun kemudian.
Kedua kapal SSV tersebut segera mengikuti misi operasi tempur untuk memberantas pemberontakan dan terorisme di Filipina Selatan yang berfungsi kapal komando sekaligus kapal penerjun pasukan pendarat tempur untuk melaksanakan serangan pendadakan strategis terhadap basis pemberontak dan teroris.
Dengan hadirnya kedua kapal SSV, operasi berjalan semakin efektif dan efisien. Selain digunakan untuk misi operasi tempur maupun non tempur di dalam negeri, BRP Tarlac-601 pada bulan September-Oktober 2018 menjalani kunjungan ke Pangkalan Armada Pasifik Rusia di Vladivostok.
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari fungsi Naval Diplomacy dan menunjukan performa kapal SSV tersebut.
Betapa tidak, untuk menuju Vladivostok, kapal mengarungi wilayah yang memiliki tensi tinggi, yaitu perairan Laut Tiongkok Selatan dan Asia Timur, serta mengarungi Samudera Pasifik Utara di musim dingin.
Setahun kemudian giliran BRP Davao Del Sur-602 mengikuti Russian Navy Day di Rusia pada bulan Juli, kapal tersebut bertolak kembali ke Filipina dari Vladivostok pada bulan Agustus di tahun yang sama.
Tidak hanya mengarungi samudera menuju belahan bumi utara, BRP Davao Del Sur-602 juga melakukan pelayaran lintas Samudera Pasifik secara prima untuk mengikuti latihan militer Matra Laut terbesar di dunia RIMPAC 2018 di Hawai, Amerika Serikat.
Bergabung dengan kapal-kapal kombatan dari seluruh dunia termasuk Indonesia, BRP Davao Del Sur-602 menunjukkan performa prima dan merepresentasikan national pride masyarakat Filipina.
Reputasi Kapal SSV produksi PT PAL Indonesia (Persero) yang semakin mendunia menarik minat banyak negara. Beberapa negara mengajukan penawaran dengan spesifikasi kebutuhannya.
Malaysia misalnya, menyebut SSV dengan Multi Role Support Ship (MRSS) dengan spesifikasi panjang 163 meter. Sementara Uni Emirat Arab (UEA) melakukan penjajakan untuk pengadaan LPD 163 meter.
Senegal, sebuah negara di Kawasan Afrika Barat juga menaruh minat pada Kapal LPD produksi PT PAL ini. [Ss]