WahanaNews-Kalteng | Info Cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi 34 wilayah seluruh Indonesia mendapatkan peringatan dini akan terjadinya cuaca ekstrem pada Rabu (1/3/2023) tak terkecuali Provinsi Kalteng.
30 wilayah diperkirakan diguyur hujan lebat disertai petir dan angin. Wilayah tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, dan Bengkulu.
Baca Juga:
Gempa M 5,9 Aceh Barat Terasa hingga Tapanuli Tengah, BMKG Berikan Penjelasan
Sementara itu, empat wilayah berpotensi hujan disertai petir dan angin.
Berikut ini peringatan dini cuaca ekstrem di 34 wilayah Indonesia pada Rabu, 1 Maret 2023, dikutip Tribunnews.com dari Bmkg.go.id:
Wilayah berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan Angin Kencang:
Baca Juga:
BMKG Prediksi Kapan Musim Hujan Berakhir di RI
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- DKI Jakarta
- Jawa Tengah
- Yogyakarta
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Wilayah berpotensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Kalimantan Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tenggara
- Maluku Utara
Dikutip dari situs resmi BMKG, Pusat Tekanan Rendah berada di Australia bagian utara yang menginduksi daerah low level jet dari Samudera Hindia Selatan NTT hingga Australia bagian utara, serta membentuk daerah konvergensi dan konfluensi di Australia bagian utara.
Pusat Tekanan Rendah lainnya juga berada di Laut Natuna sekitar Barat Kalimantan Barat dan Samudera Hindia Barat Australia yang membentuk daerah konvergensi dari Laut Cina Selatan hingga Kalimantan Barat juga konvergensi di Samudera Hindia Barat Australia hingga perairan Barat Australia Bagian Utara.
Konvergensi lain terpantau dari Selat Malaka hingga Aceh, dari Jambi hingga Selat Karimata, dari perairan Barat Bengkulu hingga Sumatera Selatan, dari Kalimantan Utara hingga Selat Makassar.
Kemudian, dari Sulawesi Barat hingga Sulawesi Tengah, dari Perairan Selatan Banten hingga Jawa Timur, dari Laut Flores hingga NTT, dari Perairan Utara Papua Barat hingga Papua Bagian Tengah.
Selanjutnya, konfluensi dari Laut Jawa hingga Laut Banda.
Kondisi tersebut, mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar pusat tekanan rendah/sirkulasi siklonik, low level jet dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut terutama Samudera Hindia Selatan NTT hingga Australia.[ss]