"Menurut Riskesda 2018 yang lahir prematur masih 29,5 persen. Cukup tinggi. Sementara pengaruh rokok itu terbukti kan semua sepakat dari hasil katakanlah dari meta analisis atau statistika review itu semua menunjukan bahwa pengaruh rokok adalah janin tumbuh lambat. Secara ilmiah antara rokok dan pertumbuhan janin ini sudah terbukti dan sangat signifikan," ujar Hasto.
Eks bupati Kulon Progo itu menyatakan, peran orang tua, khususnya seorang ayah harus benar-benar melindungi anggota keluarganya dari bahaya paparan asap rokok.
Baca Juga:
Indonesia Jadi Negara dengan Perokok Terbesar di Dunia
Jika terpaksa, Hasto pun meminta sang ayah untuk merokok di luar rumah dan jauh dari jangkauan keluarga.
"Kalau kita melarang orang merokok itu hampir pasti kita gagal. Tapi kalau mencegah orang merokok kemungkinan sukses besar. Oleh karena itu sebaiknya kita mencegahnya lewat perokok baru atau anak-anak ini," tutur Hasto.
Di Indonesia saat ini, kematian karena 33 penyakit yang berkaitan dengan perilaku merokok mencapai 230.862 pada tahun 2015, dengan total kerugian makro mencapai Rp 596,61 triliun.
Baca Juga:
Waspadai Penyakit yang Mengintai Perokok Pasif
Tembakau membunuh 290 ribu orang setiap tahunnya di Indonesia dan merupakan penyebab kematian terbesar akibat penyakit tidak menular. [Ss]