WahanaNews-Kalteng | Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi buka suara terkait usulan pembubaran IDI.
Diketahui, anggota Komisi IX DPR Fraksi NasDem, Irma Chaniago, mengusulkan pembubaran IDI.
Baca Juga:
TP PKK Kolaka Utara Gelar Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan Cegah Stunting bagi Pelajar
Adib mengatakan IDI akan selalu ada untuk masyarakat Indonesia.
"Jadi saya kira hal hal yang berkaitan dengan ketentuan organisasi di dalam kaitannya dengan di negara juga disebutkan dalam Undang-undang Praktik Kedokteran ada hasil keputusan MK juga," kata Adib kepada wartawan usai rapat di kompleks parlemen, Senin (4/4/2022).
"Saya kira kita tetap akan, IDI tetap akan selalu ada untuk masyarakat Indonesia," sambungnya.
Baca Juga:
Dr. Rudi Iskandar Terpilih Sebagai Ketua IDI Tapsel 2023-2026 dalam Muscab Serentak
Adib menjelaskan posisi IDI diperkuat oleh keputusan-keputusan dari Mahkamah Agung.
Namun Adib mengatakan, transformasi organisasi IDI secara internal juga akan diperbaiki.
“Saya kira kalau kemudian kita bicara IDI dibubarkan kami tadi sudah sampaikan ada keputusan keputusan dari Mahkamah Konstitusi ada PU Nomor 15, PU Nomor 10/ PU Nomor 15 Tahun 2017 juga yang memperkuat posisi daripada IDI," jelas Adib.
"Tapi sekali lagi tentunya ada transformasi organisasi secara internal yang juga akan kami perbaiki," imbuhnya.
Irma Chaniago Usul IDI Dibubarkan
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memenuhi undangan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI hari ini.
Dalam rapat tersebut, muncul usulan IDI dibubarkan.
Usul itu dilontarkan oleh anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem Irma Suryani Chaniago.
Irma mulanya menyoal tujuan organisasi IDI yang menurutnya tak sejalan dengan realitasnya.
"Saya ingin memperdalam tujuan didirikannya IDI. IDI ini saya melihatnya sama seperti serikat pekerja. Melindungi anggotanya, memberdayakan anggota kemudian men-support anggotanya bukan memecat anggotanya," kata Irma dalam RDP bersama IDI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2022).
Irma kemudian mempertanyakan pemecatan terhadap eks Menkes dr Terawan Agus Putranto.
Dia menilai IDI tak membina dan mengembangkan profesi anggotanya.
"Terkait dengan kasus dr Terawan, saya kira beliau sudah memenuhi ini. Kemudian profesi anggota, membina, dan mengembangkan profesi anggota, saya lihat IDI nggak ada ini," ujar dia.
Dia mengulas praktik metode cuci otak atau DSA yang dilakukan oleh Terawan. Menurutnya, praktik itu telah memberikan manfaat bagi pasiennya.
"Jelas cuci otaknya dr Terawan itu berguna bagi pasien dan semua pasien mengatakan itu tidak punya efek samping, justru malah menyehatkan, menambah kecerdasan. Banyak yang disampaikan oleh pasien dr Terawan terkait testimoni mereka sesudah dilakukan DSA," kata politikus NasDem itu.
Lebih lanjut, dia menyoroti ribuan dokter muda yang gagal uji kompetensi sehingga dikhawatirkan akan menganggur.
Dia mempertanyakan kontribusi IDI terkait persoalan itu. Di saat itulah dia berbicara soal usulan pembubaran IDI.
"Kalau memang tujuan IDI itu adalah men-support, melindungi anggota, ini ada 2.500 dokter muda yang tidak lulus uji kompetensi dan bakal menganggur. Terus apa yang dilakukan IDI kepada mereka? Apa yang dilakukan IDI? Cari jalan keluar, enggak. Dibiarin begitu saja. Kemudian enak-enak mecat-mecat kalau nggak setuju," kata Irma.
"Bubarin aja IDI-nya. Ngapain orang cuma organisasi profesi, kok," lanjut dia.
Dia menyebut IDI sebagai organisasi profesi hanya berkapasitas memberikan rekomendasi.
"Dan IDI itu cuma memberikan rekomendasi sama dengan Komisi IX ini. Komisi IX ini nggak bisa memberikan sanksi dengan pemerintah. Hanya memberikan rekomendasi, boleh dipakai, boleh nggak," ujarnya. [Ss]