Kalteng.WahanaNews.co, Sampit - Kami serius sekali mendukung pengembangan bandara, karena ini memang menjadi kebutuhan dasar kita. Jadi doakan saja agar segera terealisasi," kata Halikinnor di Sampit, Kamis (21/3/2024)
Rencana pengembangan Bandara Haji Asan Sampit kembali menjadi pembahasan dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) rancangan Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) 2025.
Baca Juga:
Wamenaker: Pemerintah Kawal Pekerja Dapat Perlindungan yang Layak
Melalui kegiatan tersebut Pemkab Kotim menetapkan lima prioritas pembangunan tahun 2025, salah satunya infrastruktur yang didalamnya meliputi peningkatan akses transportasi.
Apalagi keinginan untuk mengembangk an Bandara Haji Asan Sampit sebenarnya sudah tercetus sejak kepemimpinan Bupati sebelumnya, namun tak kunjung terealisasi.
Halikinnor menjelaskan pengembangan bandara ini merupakan kewenangan pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan, sementara pemerintah daerah sifatnya hanya mendukung dan membantu.
Baca Juga:
Komitmen Fraksi DPRD Kota Medan dalam Ranperda Ketenagakerjaan
Sekalipun, seandainya anggaran pemerintah daerah tersedia bukan berarti bisa serta merta melakukan pengembangan, karena bukan kewenangannya.
"Kita bantu apa yang bisa kita bantu, salah satunya kita sudah bantu ganti rugi tanah untuk perpanjangan dan pelebaran runway, tapi untuk realisasinya itu kewenangan Kemenhub," ujarnya.
Kendati demikian, Pemkab Kotim terus berupaya berkomunikasi dengan Kemenhub agar pengembangan Bandara Haji Asan Sampit, baik itu perpanjangan dan pelebaran landasan pacu atau runway hingga peningkatan PCN.
Bahkan, Halikinnor bersama jajarannya sudah beberapa kali menyambangi Kemenhub untuk mewujudkan hal tersebut.
Namun, di sisi lain pihaknya juga memaklumi alasan dari Kemenhub yang memiliki keterbatasan anggaran.
"Harapan kita kemarin 2024 ini bisa terealisasi, tapi kita juga maklum dengan alasan keterbatasan anggaran di Kemenhub. Jadi, kami belum tahu kapan rencana ini bisa terealisasi," tegas Bupati Kotim ini.
Orang nomor satu di Kotim menambahkan, pengembangan transportasi udara sangat dibutuhkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi di Kotim.
Saat ini, Bandara Haji Asan Sampit hanya melayani dua rute penerbangan dengan dua maskapai.
Sementara, diketahui Kotim merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar di Kalimantan Tengah dan investasi juga cukup banyak.
Namun, karena keterbatasan dalam bidang transportasi udara, hal yang seharusnya menjadi keunggulan dan meningkatkan perekonomian Kotim itu justru tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Banyak masyarakat yang memilih melakukan perjalanan udara melalui bandara di daerah lain, seperti Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya dan Bandara Iskandar Pangkalan Bun.
Lantaran, rute penerbangan terbatas dan harga tiket yang cenderung mahal.
"Makanya kita berharap pengembangan bandara dapat segera terealisasi supaya bisa didarati pesawat jenis Airbus 320 yang kapasitas penumpangnya besar dengan begitu kemungkinan harga tiket bisa turun," demikian Halikinnor.
[Redaktur: Patria Simorangkir]