WahanaNews-Kalteng | Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan mitigasi peringatan dini bencana gunung api alias early warning system (EWS) berupa sirine.
Terdapat tiga sirina yang disiapkan remote dari kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Baca Juga:
Gunung Merapi Kembali Erupsi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1,5 Km
Kepala BPPTKG), Badan Geologi Kementerian ESDM, Hanik Humaida menyampaikan bahwa tujuan dari Early Warning System (EWS) pada saat terjadi bencana erupsi gunungapi adalah agar masyarakat dapat segera menyelamatkan diri dari bahaya.
"EWS juga dapat diartikan sebagai peringatan paling akhir pada kejadian bahaya erupsi gunung api," ungkap Hanik, Kamis (3/2) lalu.
Ia mencontohkan, Gunung Merapi memiliki EWS berupa sirine, terdiri dari 3 sirine yang bisa di-remote dari kantor BPPTKG, dan 3 sirine lain yang harus dinyalakan secara manual di pos pengamatan Gunung Merapi. Sirine tersebut, dinyalakan hanya ketika dalam kondisi darurat.
Baca Juga:
Gunung Merapi Ngamuk Lagi, Luncurkan 40 Kali Guguran Lava Pijar
"Pada 25 Oktober 2010 lalu, sirine dibunyikan ketika status gunung merapi menjadi awas dan ketika terjadi fenomena awan panas besar," terangnya.
Menurut Hanik, kelebihan yang dimiliki sirine sebagai EWS adalah unggul dalam hal kecepatan, karena langsung memberikan pesan 'bahaya' kepada masyarakat ketika berbunyi. Di sisi lain, sirine juga memiliki kelemahan saat terjadi awan panas yang memiliki kecepatan luncuran mencapai 100 KM/jam.
"Maka hanya dalam 3 menit awan panas dapat menjangkau 5 KM." jelas Hanik.