WahanaNews-Kalteng | PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) berupaya memastikan keberlangsungan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) PLN sekitar 11 juta ton pada akhir tahun ini.
Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia Iwan Agung Firsantara mengatakan kepastian pasokan itu menjadi krusial untuk menjaga biaya pokok penyediaan (BPP) listrik PLN agar tetap terjangkau di tengah harga minyak mentah dan gas yang tinggi tahun ini.
Baca Juga:
Gandeng Mubadala Energy, PLN Siap Maksimalkan Pemanfaatan Gas Bumi
“Di masa transisi ini, PLN EPI tetap menjaga keberlangsungan pasokan batu bara untuk PLTU PLN sekitar 11 juta ton sampai dengan akhir tahun,” kata Iwan kepada Bisnis, Kamis (3/11/2022).
Selain itu, Iwan turut mengapresiasi komitmen Kementerian ESDM untuk mendukung ketersediaan batu bara dari penambang.
Dia mengungkapkan, rencananya PLN EPI bakal menjalin kontrak jangka panjang dengan sumber tambang dan mitra pemasok untuk memastikan ketersediaan batu bara tahun depan. Dengan demikian, ketersediaan energi primer untuk PLTU PLN itu diharapkan dapat menekan BPP kelistrikan mendatang.
Baca Juga:
Gandeng Mubadala Energy, PLN Siap Maksimalkan Pemanfaatan Gas Bumi
“Pada 2023, PLN EPI menjalin kontrak jangka panjang dengan sumber tambang, mitra pemasok dan perusahaan transportasi batu bara,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menegaskan pasokan batu bara untuk sistem pembangkit listrik tenaga uap milik perusahaan pelat merah saat ini relatif terkendali.
Kepastian itu disampaikan Darmawan untuk menanggapi hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menemukan adanya kekurangan pasokan batu bara yang cukup lebar pada sistem pembangkit batu bara milik PLN sepanjang 2021.
Konsekuensinya, terjadi peralihan sumber energi dari batu bara menuju bahan bakar minyak (BBM) yang signifikan pada periode itu.
BPK mengungkapkan rencana kebutuhan batu bara PLN sepanjang 2021 mencapai 82.240.161,90 ton. Hanya saja, realisasi pasokan baru sekitar 66.851.722,07 ton atau lebih rendah 15.388.639,83 ton.
Berdasarkan data dari Divisi Batu Bara PLN, terdapat kekurangan pasokan batu bara untuk PLTU pada sistem kelistrikan Jawa Bali sebanyak 6.931.095,53 ton.
Laporan itu tertuang dalam hasil pemeriksaan kepatuhan atas kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik dan perhitungan subsidi listrik tahun anggaran 2021 pada PLN, anak perusahaan dan instansi terkait lainnya yang disahkan Penanggung Jawab Pemeriksaan BPK Nelson Ambarita pada 22 Juni 2022 lalu.
“Pasokan batu bara dalam kondisi aman,” kata Darmawan saat dimintai konfirmasi di Jakarta Convention Center, Rabu (2/11/2022).
Hanya saja kondisi itu belakangan ikut mengerek biaya pokok produksi listrik (BPP) PLN yang mesti beralih pada energi non batu bara seperti BBM dan gas.
Berdasarkan hasil simulasi secara uji petik pada 10 PLTU milik PLN pada sistem Jawa dan Bali selama 2021 diketahui bahwa pengalihan operasi PLTU ke pembangkit lainnya tersebut meningkatkan biaya bahan bakar pembangkit mencapai Rp346,53 miliar.