WahanaNews-Kalteng | PT PLN (Persero) melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT ASDP (Persero) di kawasan Kuta, Bali, Kamis, guna menciptakan lingkungan pelabuhan yang bersih dan berbasis energi hijau.
Dalam nota kesepahaman itu PLN dan ASDP menyepakati penyediaan kebutuhan listrik untuk pelabuhan dan operasional kapal sandar milik ASDP. Selain memasok energi bersih bagi ASDP, kerja sama itu juga mendukung Strategi Ekstensifikasi PLN dalam mendorong program Electrifying Marine.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Sejak 2021 PLN gencar melakukan program electrifying marine dengan mengganti kebutuhan sumber energi pelabuhan yang selama ini bergantung pada BBM menjadi berbasis listrik," ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Kamis.
Ia mengatakan, selama ini sektor transportasi laut dan perikanan memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Sejalan dengan semangat transisi energi, PLN juga berupaya akan menghadirkan energi bersih bagi sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Darmawan menjelaskan, PLN akan membangun Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) berupa Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dengan daya 5.500 VA hingga 23.000 VA di pelabuhan milik ASDP.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Nantinya ALMA tersebut bisa dimanfaatkan oleh ASDP juga masyarakat sekitar pelabuhan seperti untuk bongkar muat kapal, sumber energi untuk cold storage, maupun kebutuhan listrik lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
"Melalui ALMA, kami bersama bisa mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari BBM. Dimana emisi karbon yang digunakan listrik sepertiga lebih rendah dari emisi karbon yang dihasilkan oleh BBM," katanya.
Ia menambahkan, kehadiran ALMA diharapkan bisa meningkatkan daya saing para nelayan dan pelaku sektor kelautan dan perikanan Indonesia.