Kalteng. WahanaNews.co - PT PLN (Persero) memperkuat infrastruktur jaringan listrik antar wilayah melalui tersambungnya infrastruktur jaringan dari sumber energi kepada masyarakat dan diharapkan mampu menekan penggunaan pembangkit diesel yang selama ini dimanfaatkan untuk wilayah terpencil.
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo melalui keterangan tertulis Humas PT PLN UID Kalselteng di Banjarbaru, Senin mengatakan upaya mengejar rasio elektrifikasi dan mengurangi penggunaan fosil sebagai bahan bakar dilakukan PLN dengan memperkuat infrastruktur kelistrikan seperti jaringan transmisi maupun distribusi.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Konsumen Percayakan Perbaikan dan Pemasangan Instalasi Listrik pada Ahlinya
"Mulai 2024 kami tancap gas membangun infrastruktur jaringan transmisi untuk memperkuat sistem kelistrikan yang andal dan efisien di berbagai daerah sekaligus menekan penggunaan bahan bakar berbasis fosil," ujar Darmawan.
Disebutkannya PLN melalui Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) telah berhasil membangun 191 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sandai-Incomer (Ketapang - Sukadana) dan memberikan tegangan listrik atau Gardu Induk (GI) dengan kapasitas 30 Megavolt Ampere (MVA) di Desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Ahad (14/1/2024).
Dijelaskan Darmawan, proyek itu mendukung program Dedieselisasi yang dicanangkan pemerintah yakni menonaktifkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Aggreko Tayap berkapasitas 7,8 MW dan sekaligus menjadi salah satu upaya dalam mencapai Net Zero Emissions_ (NZE) pada tahun 2060.
Baca Juga:
Energi Hijau Jadi Primadona, PLN Siapkan Solusi untuk Klien Raksasa Dunia
"Pasokan listrik yang andal akan mendukung masyarakat dan para pelaku usaha agar nyaman dalam beraktivitas sehingga akan lebih meningkatkan produktivitas," ucap Darmawan.
General Manager PLN UIP KLB, Muhammad Dahlan Djamaluddin mengatakan, melalui energi proyek itu, PLN telah mengambil langkah maju menuju pencapaian keandalan listrik dalam rangka membangun sistem interkoneksi di seluruh Kalimantan.
"SUTT memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 90 persen dan infrastruktur GI dengan TKDN hampir 70 persen merupakan bagian pengembangan interkoneksi sistem kelistrikan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah," tuturnya.
Ditekankan Dahlan, melalui pembangunan infrastruktur akan meningkatkan keandalan listrik di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, sehingga masyarakat dapat menikmati listrik dengan kualitas yang lebih baik.
Dahlan menuturkan, GI tersebut memiliki kapasitas transformator sebesar 30 mega volt ampere (MVA) yang didukung oleh 191 tower SUTT 150 kV dengan panjang mencapai 129,762 kilometer sirkit (kms) dan pembangunannya harus melewati sebelas desa, tiga kecamatan dan dua kabupaten yakni Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara.
"Penyelesaian proyek tak lepas juga karena dukungan dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah serta masyarakat sekitar proyek pembangunan. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada PLN sehingga proyek ini dapat selesai dengan baik," ucap Dahlan.
Dikatakan, saat ini PLN UIP KLB menargetkan untuk penyelesaian pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalimantan Barat yaitu melalui proyek SUTT 150 kV Sandai - Tayan dan SUTT 150 kV Kendawangan - Sukamara.
Ditambahkan, infrastruktur itu dapat memberikan dorongan positif pada sektor ekonomi dan investasi secara khususnya di Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara karena gardu induk menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi dan memberi peluang bagi investor berkontribusi dalam pembangunan daerah.
Sebagai bagian dari proyek interkoneksi Kalimantan, tentunya wilayah Sandai dan Sukadana dan sekitarnya perlu pasokan listrik yang andal sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut," kata Dahlan.[ss]