WahanaNews-Kalteng | Di Ukraina, terdapat 19 bayi hasil surogasi yang terjebak di dalam ruang bawah tanah bersama pengasuhnya akibat invasi yang dilakukan Rusia.
Sebagai informasi, surogasi adalah metode hamil dengan cara menitipkan hasil penyatuan sperma dan sel telur milik satu pasangan ke dalam rahim perempuan lain sebagai ibu pengganti yang akan melahirkannya nanti.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Dilansir dari The New York Times, Sabtu (12/3/2022), ke-19 bayi itu kini berada di ruang bawah tanah yang ada di Ibu Kota Ukraina, Kyiv. S
Ada juga bayi surogasi yang saat ini masih ada di dalam kandungan dan sudah mendekati waktu kelahiran.
Ibu pengganti bersama bayi yang ada di rahimnya saat ini dilanda kekhawatiran akan situasi perang yang masih berlangsung, padahal mereka harus melahirkan dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Sementara para bayi baru lahir yang ada di ruang bawah tanah itu juga sama-sama mengalami kondisi yang pelik.
Orangtua biologis mereka terhalang kondisi untuk pergi ke Ukraina dan menemui anak kandungnya yang selama ini dititipkan pada rahim ibu pengganti.
Ukraina memang dikenal sebagai salah satu dari sedikit negara dunia yang menawarkan layanan surogasi kepada orang asing. Industri kehamilan surogasi di Ukraina bisa dibilang sebagai yang terbesar di dunia.
Di Ukraina sendiri, saat ini terdapat kurang lebih 500 perempuan yang tengah mengandung surogasi dan menjadi ibu pengganti untuk klien-klien dari luar negeri.
Kebanyakan klien berasal dari Amerika Serikat, Eropa, Amerika Selatan, dan China.
Kondisi di dalam ruang bawah tanah Meski untuk sementara waktu tinggal di ruang bawah tanah, namun beragam keperluan untuk merawat bayi sudah tersedia di sana.
Mulai dari ranjang untuk tidur, susu formula, dapur dengan pensteril botol, kamar mandi dengan ruang ganti, juga banyak popok untuk dipergunakan para bayi.
Salah satu ibu pengganti di sana, Ludmila Yashenko, mengisi hari-harinya dengan merawat bayi yang selama 9 bulan telah dititipkan di dalam rahimnya.
Ia sesekali menimang bayi itu di atas pangkuannya sembari mengikuti perkembangan terkini melalui televisi yang ada di ruangan itu.
Yashenko tetap merawat bayi yang telah dilahirkannya itu meski di atas mereka perang tengah berlangsung.
“Tentu saja kami tidak dapat meninggalkan bayi-bayi itu,” kata Yashenko. Suami dan dua putra Yashenko semuanya adalah tentara di pasukan Ukraina.
Sedari awal, suami dan anak-anak Yashenko telah mendesaknya untuk keluar dari Kyiv.
"Mereka ingin saya pergi, tapi saya tidak bisa meninggalkan rekan-rekan saya, saya tidak bisa meninggalkan pekerjaan saya, saya tidak bisa meninggalkan bayi-bayi ini," kata dia.
Perempuan berusia 51 tahun itu mengaku akan tetap berada di dalam ruang bawah tanah hingga semuanya kembali normal.
Dampak perang terhadap bayi surogasi Disebutkan sebelumnya, orangtua kandung dari bayi-bayi surogasi itu hampir seluruhnya berasal dari negara lain yang saat ini kesulitan masuk ke Ukraina.
Akibatnya, kewarganegaraan bayi yang baru lahir itu menjadi tidak jelas. Begitu pula terkait pertanyaan siapa wali sah mereka, karena menurut hukum Ukraina, orangtua kandung mereka harus hadir untuk mengonfirmasi kewarganegaraan mereka.
Tidak diketahui juga soal kemungkinan para bayi yang terjebak ini untuk dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
Meski orang tua kandung bayi-bayi tersebut tidak tahu bagaimana cara untuk bisa menjemput buah hati mereka, namun mereka diminta untuk tidak perlu khawatir karena anak-anak mereka dirawat dengan cinta, mendapatkan makanan, dan tercukupi segala apa yang dibutuhkan.
Kehamilan surogasi di Ukraina Untuk bisa menitipkan bakal bayi pada seorang ibu pengganti, orangtua biologis akan dikenai biaya sekitar 15.000 dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 214 juta. Ada 14 perusahaan di Ukraina yang menawarkan layanan hamil surogasi, termasuk BioTexCom, yang menjalankan pembibitan bawah tanah di Kyiv.
Di tengah kondisi sulit seperti sekarang ini, perusahaan harus memikirkan bagaimana caranya mereka tetap menjalankan kewajibannya atas para bayi dan ibu pengganti untuk klien di luar negeri yang telah membayar dan percaya kepada mereka.
Salah satu yang bisa mereka lakukan hanyalah mengamankan bayi-bayi tersebut di dalam ruang bawah tanah. Atau jika memungkinkan, perusahaan akan membawa bayi-bayi surogasi yang telah dititipkan ke kota lain di Ukraina yang aman dari invasi militer Rusia. [Ss]