WahanaNews-Kalteng | Pencatatan modern dimulai pada tahun 1880 dan delapan tahun terakhir adalah tahun terpanas. Menurut catatan suhu NASA, suhu Bumi pada tahun 2021 sekitar 1,1 derajat Celcius lebih hangat daripada rata-rata akhir abad ke-19 yang merupakan awal dari revolusi industri. Data suhu tahunan ini merupakan rekor suhu global yang mengungkap bahwa planet ini sedang memanas.
"Delapan dari 10 tahun terpanas di planet kita terjadi dalam dekade terakhir. Fakta tak terbantahkan yang menggarisbawahi perlunya tindakan berani untuk melindungi masa depan seluruh umat manusia," kata Administrator NASA Bill Nelson.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Mengutip Science Daily, kemarin. Tren pemanasan di seluruh dunia ini disebabkan oleh aktvitas manusia yang telah meningkatkan emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer.
Dan planet ini sudah melihat efek pemanasan global itu. Sebut saja es laut Arktik menurun, permukaan laut naik, kebakaran hutan menjadi lebih parah, dan pola migrasi hewan berubah. Memahami bagaimana planet ini berubah dan seberapa cepat perubahan itu terjadi menjadi hal yang sangat penting.
Ini akan membuat kita lebih siap untuk beradaptasi dengan dunia yang lebih hangat. Dalam studi ini NASA menggunakan pengukuran suhu dari stasiun cuaca, kapal, dan buoy laut.
Baca Juga:
NASA Berhasil Rekam Citra 'Lukisan' van Gogh di Langit Planet Jupiter
Pengukuran kemudian divalidasi dengan data satelit dari Atmospheric Infrared Sounder (AIRS) pada satelit Aqua NASA. Selanjutnya, ilmuwan menganalisis pengukuran tersebut menggunakan algoritma komputer untuk menangani ketidakpastian dalam data dan kontrol kualitas untuk menghitung perbedaan suhu permukaan rata-rata global setiap tahun.
NASA kemudian juga membandingkan suhu rata-rata global dengan periode 1951-1980 sebagai dasar untuk melihat bagaimana suhu global berubah dari waktu ke waktu.
Analisis terpisah dan independen juga dilakukan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Analisis mereka menyimpulkan, bahwa suhu permukaan global untuk tahun 2021 adalah yang tertinggi keenam sejak pencatatan dimulai pada tahun 1880.
Ilmuwan NOAA menggunakan banyak data suhu mentah yang sama dalam analisis mereka namun memiliki metodologi dan periode dasar yang berbeda (1901-2000 ).
Namun menurut Gavin Schmidt, direktur GISS, pusat pemodelan iklim dan penelitian perubahan iklim NASA, kompleksitas analisis itu tak jadi masalah. [As]