“Peralihan ke kendaraan listrik ini akan membantu mengurangi penggunaan energi berbasis impor yang kotor dan mahal ke energi berbasis domestik yang bersih dan murah, sehingga kedaulatan energi nasional semakin kokoh,” jelas Edi.
Edi mengajak masyarakat untuk bisa beralih dari kendaraan berbasis fosil ke kendaraan listrik.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Dengan menggunakan kendaraan listrik masyarakat sudah turut berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon transportasi sampai 56 persen. Selain itu biaya operasional kendaraan listrik juga jauh lebih murah dari kendaraan konvensional.
“Dengan jarak tempuh 10 km untuk mobil dan 50 km untuk motor, membutuhkan listrik sebesar 1,2 kWh. Dengan asumsi tarif listrik sebesar Rp 1.699,53 per kWh maka, hanya diperlukan sekitar Rp 2.500. Sedangkan dengan jarak yang sama menggunakan kendaraan berbasis BBM, membutuhkan 1 liter BBM dengan harga sekitar Rp 13.000 per liter,” lanjutnya.
Ia menambahkan, PLN memastikan pasokan listrik cukup untuk mendukung masyarakat beralih ke kendaraan listrik.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Tak hanya itu, dari sisi infrastruktur PLN juga sudah mengoperasikan lebih dari 616 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di lebih dari 300 lokasi di seluruh Indonesia.
"Bahkan saat ini kami juga membuka peluang kerja sama franchise dengan seluruh pihak yang ingin mengembangkan SPKLU ini. SPKLU menjadi ceruk bisnis baru untuk menyongsong budaya baru yaitu electrifying lifestyle," kata Edi.
Sebagai bentuk upaya dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat, PLN juga memberikan diskon 30 persen untuk pengisian daya mobil listrik dari pukul 22.00 hingga 05.00 dan juga diskon tambah daya hingga penyambungan baru untuk instalasi home charging.[ss]