WahanaNews-Kalteng | Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memberi informasi terbaru terkait puing yang ditemukan warga di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Menurut Lapan, benda berbentuk setengah tabung itu disebut pelindung muatan (payload fairing) dari roket Long March/Chang Zheng-8 (CZ-8).
Baca Juga:
Anasir Intoleran dan Kontroversi Aparatur BRIN Minim Prestasi: Presiden Jokowi Perlu EvaluasiĀ
"Objek sampah antariksa yang ditemukan di pantai selatan Kalimantan Tengah pada 4 Januari 2021 adalah bagian Payload Fairing (pelindung muatan) roket Long March/CZ-8 yang diluncurkan pada 22 Desember 2020," kata Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, Jumat (8/1/2021).
Thomas menjelaskan, payload fairing tersebut terbuat dari sejenis plastik yang diperkuat, sehingga bisa terapung di laut.
Thomas menyampaikan hal ini setelah Lapan mendapatkan informasi lengkap dari tim evakuasi dan pihak Badan Antariksa China atau China National Space Administration (CNSA).
Baca Juga:
6 Fenomena Astronomis Ini Akan Terjadi di 2023, Ada Gerhana Matahari Hibrida!
Dia menjelaskan, roket Long March/CZ-8 diluncurkan dari Wenchang Space Launch Center (WLC), Hainan, China, pada Selasa (22/12/2020).
Thomas menjelaskan, pelindung muatan tersebut dilepaskan dan jatuh saat roket meluncur di atas perairan barat laut Kalimantan, yang merupakan perairan internasional sekitar Laut Natuna Utara (Laut China Selatan).
Fairing dilepaskan pada ketinggian 100 km atau menjelang memasuki ruang antariksa.
"Itu sebabnya, bagian yang terbakar minim. Karena material cukup ringan, bagian fairing terbawa arus laut menuju Selat Karimata dan Laut Jawa. Objek kemudian terdampar di pantai selatan Kalimantan Tengah," kata Djamaluddin.
Sebelumnya, Pusat Sains Antariksa Lapan menduga benda tersebut merupakan sampah antariksa yang berasosiasi dengan Roket Chang Zheng (Long March) milik Tiongkok yang digunakan untuk meluncurkan satelit Beidou 3-IGSO 3 pada tanggal 4 November 2019.
Diketahui, puing logam tersebut ditemukan di Pantai Dusun Teluk Ranggau, Desa Sungai Cabang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar, Kalteng, pada awal Januari ini.
Tim gabungan lalu mengecek ke lokasi. Tim ini terdiri dari Ditpolairud Polda Kalteng, Lanud Iskandar, KSOP, Pos AL Kumai, Basarnas, Kodim, Satpolair Polres Kotawaringin Barat, Polsek Kumai, dan warga sekitar yang menemukan.
Tim tiba di lokasi pada Selasa (5/1/2021). Di lokasi, tim menemukan puing logam besar dan sejumlah benda elektronik lainnya.
Pada benda tersebut ditemukan logo bintang dan tulisan "CNSA".
"Benda yang ditemukan berbentuk setengah tabung dengan panjang kurang lebih 8 meter dan diameter kurang lebih 5 meter. Bahan dari serpihan fiber, hanecom aluminium, sejenis pelat aluminium," kata Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Hendra Rochmawan, dalam keterangannya, Selasa (5/1/2021).
"Logo atau lambang pada sisi luar benda berbentuk bintang berwarna kuning dan sisi sebelahnya dengan logo atau lambang bintang bekas terbakar dengan tulisan 'CNSA' dikelilingi gambar padi," tambahnya.
Berdasarkan penelusuran polisi, puing yang ditemukan itu adalah bagian roket CNSA yang meledak pada 10 April lalu.
Saat itu, roket tersebut membawa satelit Nusantara Dua atau Palapa-N1, namun gagal.
Di lokasi juga ditemukan benda-benda lain yang diduga sejumlah elemen elektronik dengan kode-kode tertentu. Selain itu, ditemukan pelampung.
"Adapun temuan lain di tempat terpisah, berjarak sekitar 500 meter dari benda yang diduga bagian dari pesawat itu, berupa pelampung dan wearpack dengan merek Yuan Wang Hai Panama," jelasnya.
Polisi mengungkap, pelampung (life jacket) dan wearpack tersebut tak terkait dengan puing-puing yang diduga pecahan roket tadi.
Pelampung dan wearpack diduga milik kapal berbendera Panama, MV Yuan Wang Hai. [As]