WahanaNews-Kalteng | Pupuk merupakan material tambahan yang dibutuhkan tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara, sehingga tumbuhan mampu bereproduksi dengan baik.
Material pupuk sendiri terbagi ke dalam dua jenis, yaitu pupuk yang terbuat dari bahan organik dan pupuk yang berasal dari bahan non-organik (mineral).
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Jenis Pupuk
Pupuk memiliki banyak jenis yang bisa kita pilih untuk menambah nutrisi tanaman kita. Berikut rincian lengkap mengenai berbagai varian pupuk tanaman:
Pupuk Non-Organik
Terbuat dari bahan-bahan kimia, berikut adalah beberapa jenis pupuk non-organik:
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Urea
Pupuk urea terbuat dari campuran gas amoniak (NH3) dan gas asam garang. Ia paling diminati oleh petani, karena sangat bermanfaat bagi lahan pertanian.
Kandungan nitrogen yang dimiliki oleh pupuk urea mampu mempercepat perkembangan tumbuhan.
Selain itu, pupuk ini pun mudah larut dan mudah diserap tumbuhan.
ZA (Zwavelzure Amonium)
ZA mengandung 21% nitrogen dan 24% sulfur. Biasanya, pupuk ini digunakan sebagai pupuk dasar karena reaksi kerjanya yang agak lambat.
Jenis pupuk ini dapat menambah unsur hara pada tumbuhan, memperbaiki kualitas tumbuhan, menambah nilai gizi pada hasil panen, dan dapat membantu tumbuhan terhindar dari hama.
SP-36 (Super Phosphate)
Pupuk ini terbuat dari campuran asam sulfat (belerang) dan fosfat alam. SP-36 digunakan petani untuk membuat tumbuhannya menghasilkan buah dalam jumlah yang lebih banyak.
Selain itu, varian pupuk ini pun bisa membantu memperbaiki kualitas biji, merangsang pembelahan tumbuhan, mempercepat pemasakan buah, menguatkan batang tumbuhan, dan memperbesar jaringan sel.
KCl (Kalium Klorida)
Terbuat dari ekstraksi mineral kalium dan mengandung 60% kalium K20, KCl memiliki bentuk layaknya serbuk merah. Ia mudah diserap oleh tumbuhan dan cocok digunakan sebagai pupuk dasar.
Namun beberapa tumbuhan menganggap unsur klorida yang dikandung KCl adalah racun, seperti wortel dan kentang.
NPK Phonska (Nitrogen Phosphate Kalium)
Pupuk ini berguna sebagai penyeimbang unsur hara dan mikro pada tanah.
NPK Phonska memiliki kelebihan, yaitu dapat mencegah tumbuhan supaya tidak kerdil. Selain itu, jenis pupuk ini mudah menyerap zat hara dalam tanah.
Dolomite (Kapur Karbonat)
Jenis pupuk ini berguna untuk menyediakan unsur hara sekunder Ca dan Mg dan bisa menaikkan pH tanah.
Bentuknya yang berupa butiran halus berwarna putih abu-abu atau putih biru mudah menyerap air dan dihancurkan. Kualitas pupuk ditentukan dari halus tidaknya butirannya.
Pupuk Organik
Beberapa pupuk berikut terbuat dari bahan-bahan organik. Berikut adalah beberapa jenisnya:
Pupuk Kandang
Mengapa dinamai pupuk kandang? Karena pupuk tumbuhan jenis ini berasal dari kotoran hewan ternak maupun unggas, seperti kerbau, sapi, kambing, dan ayam. Ia efektif untuk menyuburkan tanah dan tumbuhan.
Selain itu, pupuk ini pun kaya akan unsur hara dan unsur mikro.
Pupuk Kompos
Pupuk organik satu ini terbuat dari sisa bahan organik. Biasanya, ia berasal dari proses dekomposisi atau fermentasi alami tumbuhan, hewan, dan limbah organik.
Pupuk Hijau
Bahan dasarnya yang merupakan sisa tumbuhan atau tumbuhan hijau membuat pupuk organik ini dinamakan sebagai pupuk hijau.
Biasanya, pupuk ini terbuat dari hasil panen. Efektivitasnya yang membantu meningkatkan kualitas tanah membuat pupuk hijau jadi pilihan.
Pupuk Hayati
Pupuk yang memiliki nama lain pupuk mikrobiologis ini adalah jenis pupuk yang memanfaatkan keberadaan organisme hidup.
Humus
Pupuk satu ini dihasilkan dari proses pelapukan dedaunan dan ranting tumbuhan. Kedua bagian tumbuhan ini membusuk secara alami.
Pupuk Serasah
Serasah terbuat dari limbah organik nabati yang merupakan komponen sisa tumbuhan.
Pupuk ini berasal dari perubahan warna dan bentuk, contohnya seperti jerami, sabut kelapa, dan rumput.
Kegunaan Pupuk
Berikut adalah beberapa kegunaan dari pupuk tumbuhan:
Mengoptimalkan proses pertumbuhan tumbuhan dalam waktu yang relatif singkat.
Meningkatkan kadar hara dan membuat tumbuhan kembali tumbuh subur.Membuat tumbuhan tahan terhadap serangan hama.
Memanipulasi area di sekitar tumbuhan sehingga ia dapat berkembang secara maksimal.
Merangsang pertumbuhan akar, daun, dan batang. [Ss]