WahanaNews-Kalteng | Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mewaspadai munculnya penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya atau acute hepatitis of unknown aetiology yang rentan menyerang anak-anak.
"Kami sudah meminta seluruh fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan. Lakukan pemantauan kasus dan lakukan tindakan sesuai standar operasional prosedur penanganan kasus hepatitis," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Sabtu.
Baca Juga:
Resmikan Rehabilitasi Infrastruktur Pendidikan di Kalteng, Jokowi: Kita Harap Manfaat Hasilkan SDM Unggul
Kementerian Kesehatan menyatakan telah meningkatkan kewaspadaan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di beberapa negara sebagai kejadian luar biasa (KLB) pada 15 April 2022.
Di Indonesia, tiga pasien anak meninggal dunia saat dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya hingga 30 April 2022.
Umar mengatakan, pihaknya sudah membuat surat edaran kepada seluruh fasilitas layanan kesehatan untuk mewaspadai penyakit tersebut. Jika ditemukan indikasi kasus penyakit mematikan itu maka harus menjadi perhatian serius dan ditangani sesuai prosedur.
Baca Juga:
Mentan Ajak Petani Kalteng Percepat Optimasi dan Pompanisasi
Sejauh ini, kata Umar, hepatitis akut ditemukan pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Sebanyak 17 anak diantaranya atau 10 persen memerlukan transplantasi hati dan satu kasus dilaporkan meninggal dunia.
Gejala klinis pada kasus yang terindentifikasi hepatitis akut yakni peningkatan enzim hati sindrom jaundice akut, gejala gastrointestinal atau nyeri abdomen diare dan muntah-muntah. Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
"Hingga saat ini belum ada indikasi hepatitis akut muncul di Kotawaringin Timur. Tapi, kita tentu harus meningkatkan kewaspadaan agar penyakit itu tidak sampai berjangkit di daerah ini," jelas Umar.