Adapun, terkait kasus rabies yang sampai menulari manusia di Kotim terbilang jarang dan dalam setahun terakhir tidak ditemukan kasus yang mengarah ke rabies.
Akan tetapi, untuk kasus gigitan hewan ke manusia masih ada dan pihaknya telah melaksanakan prosedur Takgit (tatalaksana kasus gigitan terpadu) bersama Dinas Kesehatan.
Baca Juga:
Pemprov Banten Gelar Vaksinasi Rabies Gratis 100 Dosis Peringati HUT ke-24
Sesuai prosedur Takgit, ketika ada kasus gigitan hewan terhadap manusia maka akan dilakukan survei kepada hewan yang menggigit. Jika hewan tersebut menunjukan gejala rabies atau ditemukan mati tak lama setelahnya maka manusia yang digigit diarahkan untuk menjalani vaksinasi rabies.
“Namun, kalau memang bukan gejala rabies maka manusia yang bersangkutan akan diberikan pengobatan biasa,” pungkasnya.
Dokter Hewan Muhammad Rudiansyah menambahkan pelaksanaan vaksinasi rabies ini hampir bersifat wajib dan sangat penting untuk menghindari penyebaran virus, khususnya pada hewan peliharaan yang dapat menular kepada manusia.
Baca Juga:
Tim Promosi Kesehatan RSUD Sulbar Berikan Penyuluhan Tentang Rabies kepada Masyarakat
“Vaksinasi hari ini memang utamanya untuk rabies, tapi kami juga memberikan vaksin lainnya untuk mengantisipasi penyakit lain sesuai dengan jenis hewan. Misalnya, kucing biasanya rawan terkena penyakit pernafasan dan pencernaan,” sebutnya.
Selain rabies, ada penyakit lain yang berpotensi ditularkan dari hewan peliharaan ke manusia, yakni toksoplasma yang disebabkan oleh parasit toksoplasma gondi.
Kalau rabies bisa menyebabkan manusia yang tertular menjadi hiperaktif, gelisah, linglung hingga yang terburuk adalah kematian.