Kalteng.WahanaNews.co, Palangka Raya - Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kalimantan Tengah, Prof. Khairil Anwar menyampaikan bahwa menurut penelitian Diego Gombetta dan Steffen Hertog, radikalisme kini mulai muncul di kalangan elit dan terdidik.
"Artinya, paham radikalisme yang dipaparkan segelintir kelompok sudah mulai mempengaruhi lini terpenting dalam sebuah negara," katanya di Palangka Raya, Kamis (9/5/2024).
Baca Juga:
Sisi Kelam AI Diungkap Polisi Inggiris, Untuk Penipuan hingga Pelecehan Seksual
Menurut Khairil, radikalisasi terjadi karena beberapa teori diantaranya, kesenjangan sosial, politik identitas, afiliasi sosial, terpinggirkan dan pengaruh ceramah jihadis.
Dari hasil penelitian tersebut, ada beberapa tantangan yang masih dihadapi bangsa Indonesia. Pertama, masih berkembangnya paham ekstrim (radikalisme) di kalangan pemuda, baik ektrim kanan maupun ekstrim kiri.
"Kedua, masih berkembangnya paham intoleransi yang mengklaim kebenaran mutlak. Bahkan menurut berbagai hasil survei, akhir-akhir ini paham intoleransi lebih meningkat dibandingkan radikalisme dan ekstrimisme," katanya.
Baca Juga:
Satgas Operasi Madago Raya dan Kemenag Sigi Perkuat Sinergi Cegah Radikalisme
Kemudian ketiga, masih adanya pandangan, sikap, dan gerakan yang menolak ideologi Pancasila. Keempat, era revolusi industri 4.0 semakin mempercepat tsunami informasi hoaks, ujaran kebencian, dan post-truth (pasca kebenaran).
Kelima, setiap menjelang pemilu atau pileg seringkali muncul politisasi agama atau suku/etnis, terutama dalam memilih pemimpin.
"Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) atau paham dan cita-cita yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara kekerasan atau ekstrem," bebernya.