Hal ini ia sampaikan juga sebagai bentuk aspirasi masyarakat. Pasalnya, pihaknya kerap mendapat pertanyaan dari masyarakat terkait Program MBG, baik tentang waktu pelaksanaan hingga apakah ada kompensasi bagi pelajar yang belum mendapat program itu.
Apalagi, menurutnya justru anak-anak di wilayah pelosok dengan sarana prasarana yang terbatas lebih membutuhkan Program MBG ini dibanding anak-anak di wilayah perkotaan yang memiliki akses lebih mudah dalam mendapatkan berbagai bahan pangan.
Baca Juga:
Layani Lebih dari 2 Juta Penerima, Program MBG Menjangkau 38 Provinsi di Indonesia
"Kondisi geografis ini bisa berdampak pada pelaksanaan program ini, makanya perlu solusi untuk siswa-siswi kita di pedalaman, karena memang sangat memerlukan dan sangat keterbatasan baik sarana pendidikan maupun yang lainnya," demikian Rimbun.
Program MBG di Kotim perdana dilaksanakan pada Senin 24 Februari 2025, setelah sempat tiga kali tertunda. Sesuai rencana pelaksanaan program ini dilakukan secara bertahap salah satunya dikarenakan kapasitas dapur umum yang terbatas.
Berdasarkan ketentuan dari Badan Gizi Nasional (BGN) kapasitas satu dapur umum hanya menangani 3.000-3.500 porsi makanan dan saat ini hanya ada satu dapur umum di Kotim.
Baca Juga:
Badan Gizi Nasional Pastikan MBG Tetap Berjalan Selama Ramadan
[Redaktur: Patria Simorangkir]