“Keberhasilan sinergi ini menjadi semangat bagi PLN untuk terus menjalin kolaborasi dengan Pemkot Cilegon dan Pemerintahan Kota/Kabupaten lainnya dalam mengurangi sampah di daerah dan menciptakan ekonomi kerakyatan sehingga memberi nilai tambah melalui penyerapan tenaga kerja lokal sesuai dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG)," ujar Darmawan.
Dirinya juga menyampaikan bahwa PLN terus membuka kolaborasi dengan berbagai pihak dalam pengembangan biomassa.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Konsumen Percayakan Perbaikan dan Pemasangan Instalasi Listrik pada Ahlinya
"Hingga 2025, dibutuhkan sebanyak 10,2 juta ton biomassa untuk cofiring. Kami terus membuka kolaborasi untuk pemenuhannya," kata Darmawan.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menjelaskan, hingga saat ini pabrik BBJP mampu menyerap sampai dari TPSA Bagendung mencapai 30 ton per hari
"Tentunya akan terus kami kembangkan. Kedepannya, instalasi BBJP Bagendung akan terus dikembangkan menjadi kapasitas 300 ton per hari dan PLTU Suralaya sebagai offtakernya,” tambahnya.
Baca Juga:
Energi Hijau Jadi Primadona, PLN Siapkan Solusi untuk Klien Raksasa Dunia
Atas keberhasilan menyulap sampah menjadi bahan bakar biomassa atau bahan baku co-firing di Kota Cilegon, PLN pun dianugerahi penghargaan oleh Pemerintah Kota Cilegon.
Penghargaan yang diwakilkan oleh General Manager PLN UID Banten, Abdul Mukhlis ini diserahkan bertepatan dengan perayaan Hari Ulang tahun (HUT) Kota Cilegon yang ke-24 di halaman Kantor Walikota Cilegon (27/4/2023).[ss]