WahanaNews-Kalteng | Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah memperluas wilayah pendistribusian beras bersubsidi kepada masyarakat hingga Kabupaten Kapuas untuk mengoptimalkan pengendalian inflasi di daerah setempat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalimantan Tengah Riza Rahmadi dihubungi dari Palangka Raya, Kamis, mengatakan, jika sebelumnya pendistribusian beras subsidi masih berfokus di wilayah Palangka Raya dan Sampit, maka saat ini sudah menjangkau hingga Kapuas.
Baca Juga:
Upaya Peningkatan SDM Aparatur, Fisipol UMPR Jalin Kerja Sama Dengan Pemkab Gumas
"Untuk wilayah Kapuas hari ini dialokasikan beras subsidi sebanyak sembilan ton. Per sak dengan berat lima kilogram dijual dengan harga Rp50 ribu dan semua untuk beras subsidi di Kapuas hari ini yang bertekstur pera atau karau," terangnya.
Dia mengatakan, intervensi pasar melalui beras subsidi bertujuan untuk tetap menjaga daya beli masyarakat sekaligus menekan laju inflasi agar tetap terkendali. Sebab melalui intervensi yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir ini, terbukti efektif dalam upaya pengendalian inflasi.
Terlebih saat ini sudah mendekati bulan suci Ramadhan yang akan dimulai pada Maret 2023 mendatang. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berupaya optimal agar ketersediaan barang kebutuhan pokok maupun harga jual di pasaran tetap stabil dan tidak mengalami lonjakan.
Baca Juga:
Dinas Pendidikan Kalteng Klaim Sukses Salurkan 2.000 Paket Sembako kepada Mahasiswa
Riza menyampaikan, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, tingkat inflasi dari waktu ke waktu terus mengalami penurunan. Terbaru inflasi Kalteng pada Januari 5,81 persen (year on year), turun dibanding inflasi pada Desember yakni 6,32 persen.
"Adapun komoditas beras menjadi salah satu fokus pemerintah provinsi, karena selama ini beras menjadi salah satu yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi di daerah," ucap Riza.
Dijabarkannya, untuk Palangka Raya berdasarkan data yang dirilis awal Januari, komoditas utama penyumbang inflasi adalah beras yakni 0,28 persen. Kemudian berdasarkan data yang dirilis awal Februari ini, dapat diturunkan menjadi 0,07 persen dan turun menjadi peringkat kedua.