WahanaNews-Kalteng | PT PLN (Persero) memperkuat aspek lingkungan, sosial dan tata kelola (environment, social, governance/ESG) sebagai wujud keberlanjutan perusahaan antara lain dengan mengembangkan program pendanaan yang melekat pada ESG secara langsung.
"ESG menjadi isu utama di semua level perusahaan, holding, subholding, manajemen atas, menengah maupun dasar. Jadi tidak hanya meng-achieve berapa rating-nya, tapi bagaimana ESG ini bisa melekat ke tiap-tiap fungsi, struktur, masuk ke KPI (Key Performance Indicator) pegawai, unit. Kita buat ESG sebagai sarana capai tujuan perusahaan," kata Imam Mutaqien, Vice President ESG & Safeguard PLN, dalam diskusi bertema "Maximizing Proper Achievements for Increasing ESG Ratings" yang digelar Energy And Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, Jumat.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Imam mengungkapkan PLN akan mengembangkan pendanaan yang mengkaitkan ESG dalam kriteria persyaratannya. Saat ini PLN belum mempunyai pendanaan yang melekat pada ESG secara langsung.
"Tapi sedang kami kembangkan, namanya sustainable linked loan,” ujarnya.
Dia mencontohkan dalam ESG ada KPI untuk menurunkan emisi sekian. Bila tercapai, bunganya jadi sekian, kalau tidak tercapai penalti.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
“Dengan kita meningkatkan kinerja ESG dan kita publikasikan dan bilang ke investor bahwa kita melakukan itu, mereka (investor) semakin tertarik untuk datang berdiskusi dengan kita. Akhir tahun lalu, ada green loan 600 juta dolar AS yang telah PLN bukukan dengan beberapa sindikasi bank," ungkap Imam.
Imam menjelaskan sejak dibentuk Divisi ESG & Safeguard, banyak pihak perbankan yang mengundang PLN untuk mempresentasikan ESG. Menurut dia, secara praktik bukan sesuatu yang baru di PLN dalam hal efisiensi energi, tanggung jawab sosial (CSR), maupun pengolahan mangrove. Namun demikian, selama ini hal-hal tersebut cenderung belum terukur.
"Ketika sudah ada KPI, pekerjaannya pun harus terukur. Tidak hanya sekali jadi, dan tahun depan selesai, itu tidak sustain. Makanya sekarang kita bikin sustain," ujar Imam.