Kepolisian Republik Rakyat Luhansk mengatakan pasukan Ukraina telah merusaknya. Ukraina dan separatis yang didukung Rusia saling tuding atas insiden serupa pada bulan April.
Seorang pemimpin separatis pro-Moskow mengatakan, pertempuran berkecamuk di kota itu, tetapi proksi Rusia telah maju lebih lambat dari yang diharapkan untuk "mempertahankan infrastruktur kota" dan berhati-hati di sekitar pabrik-pabrik kimianya.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
"Kami dapat mengatakan bahwa sepertiga dari Sievierodonetsk sudah berada di bawah kendali kami," kata laporan kantor berita Rusia TASS, mengutip Leonid Pasechnik, pemimpin Republik Rakyat Luhansk yang pro-Moskow.
Sementara itu, Jan Egeland, Sekretaris Jenderal Badan Bantuan Dewan Pengungsi Norwegia yang telah lama beroperasi di luar Sievierodonetsk, mengatakan, dia merasa ngeri dengan kehancuran kota itu.
“Hingga 12.000 warga sipil tetap terjebak dalam baku tembak, tanpa akses yang cukup ke air, makanan, obat-obatan atau listrik,” kata Egeland.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
"Pemboman yang hampir terus-menerus memaksa warga sipil untuk mencari perlindungan di tempat perlindungan bom dan ruang bawah tanah, dengan hanya sedikit peluang berharga bagi mereka yang mencoba melarikan diri," katanya. [Ss]