Halikinnor berharap masyarakat segera "merdeka" dari masalah keterisolasian kelistrikan jaringan PLN.
Masalah ini selama ini menjadi salah satu harapan terbesar masyarakat di kawasan pelosok Kotawaringin Timur.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Masuknya jaringan listrik PLN ke seluruh desa diharapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian.
Selain dapat memudahkan aktivitas seperti belajar dan pelayanan, pasokan listrik PLN juga bisa mendorong tumbuhnya sektor usaha mikro kecil dan menengah.
Halikinnor mencontohkan, pelaku usaha di Desa Pasangan Kecamatan Kota Besi harus mengeluarkan biaya sekitar Rp2 juta per bulan untuk memenuhi biaya bahan bakar dan perawatan genset yang memasok listrik mereka.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Kini setelah listrik PLN tersambung, biaya yang dikeluarkan hanya sekitar Rp150.000 per bulan.
"Otomatis biaya selama ini untuk listrik kalau pakai genset itu bisa membantu untuk kebutuhan lainnya. Harapan kami dengan listrik itu masuk teknologi berkembang maka perekonomian masyarkat pun akan lebih baik," harapnya.
Halikinnor meminta dukungan semua pihak untuk menyukseskan program ini, termasuk kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit, pertambangan maupun kehutanan agar bisa membantu memfasilitasi jika jaringan listrik bertegangan tinggi harus melintasi areal mereka karena ini untuk kepentingan masyarakat luas. [ss]