Ia menyebut, tantangan dunia kerja akan semakin berat seiring dengan era bonus demografi.
Berdasarkan data statistik Kemendikbud tahun 2020, angka kasar perkiraan lulusan SMA sebanyak 3.6 juta pertahun, dan yang bisa melanjutkan ke perguruan tinggi hanya sekitar 1.3 juta lebih.
Baca Juga:
Antisipasi Puncak Arus Balik, Pemerintah Beri Izin ASN untuk WFH 16-17
Sementara itu, perguruan tinggi pertahunnya meluluskan 1.3 juta mahasiswa. Kemudian yang bekerja sebanyak 46 juta dan menganggur sebanyak 9 juta orang.
“Dari total data tersebut, paling tidak negara harus menyediakan lapangan pekerjaan baru hingga 2 juta pertahun. Dan inilah tantangan paling berat tentunya dengan bonus demografi,” tambahnya.
Menko Muhadjir menyebut, saat ini Indonesia tengah memasuki periode bonus demografi, dimana jumlah kelompok usia produktif lebih besar dibandungkan jumlah kelompok usia non-produktif. Bahkan, puncak bonus demografi diperkirakan akan maju pada tahun 2030 mendatang.
Baca Juga:
Sumber Bansos yang Dibagikan Jokowi Diungkap Muhadjir dan Airlangga
Pasca bonus demografi, penduduk usia produktif yang semula mendominasi otomatis akan bergeser menjadi penduduk usia tua. Pada masa itu, Indonesia akan memasuki era aging population.
“Ancamannya kalau nanti yang produktif menjadi lansia, kalau dia ketika usia produktif tidak melakukan hal yang produktif. Tidak punya tabungan dan lainnya dan itu akan membebani negara,” pungkasnya.
Oleh karena itu, kata Muhadjir, momentum bonus demografi harus dipertahankan dan dimanfaatkan secara efektif.