Namun, situasi gelombang Omicron tidak menyebabkan kondisi-kondisi yang terjadi pada Delta. Di rumah sakit misalnya, situasi terkendali dan tidak membutuhkan tenda darurat karena membludaknya pasien.
Menurut dr. Seno, sasaran infeksi yang diincar Omicron tidak mengarah pada organ paru, melainkan sistem pernapasan saluran atas. Makanya, gejala yang banyak dilaporkan saat ini sakit tenggorokan atau batuk-pilek.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
"Pada Omicron, efek pada Alveolus tidak begitu jelas atau ringan. Omicron ini sepertinya menyerang saluran napas bagian atas, makanya di RS saya menemukan gejala konfirmasi Covid-19 terbanyak adalah sakit tenggorokan dan pilek," ungkap dr. Seno.
Karakteristik Omicron juga dapat dilihat dari kemampuan menyebar yang sangat cepat. Itu kenapa kasus harian meningkat tinggi, tetapi kalau dilihat dari kondisi klinis pasien, gejala derajat berat hingga kritis itu ada tapi jumlahnya sedikit.
"Jadi, bisa dibilang tiap varian Covid-19 itu punya karakteristik sendiri, punya target sasaran yang berbeda-beda," tutup dr. Seno. [Ss]