Ternyata bukan hanya proses pertanian jamurnya saja, Putrie dan kawan-kawan juga belajar banyak mengenai teknologi pertanian di Jepang. Salah satu yang sempat mereka temui adalah teknologi pertanian untuk padi yang alatnya sudah begitu canggih.
Menurut Putrie kegiatan part-time menjadi petani yang dilakukannya juga tidak begitu melelahkan. Putrie hanya perlu memasukkan tanah dan bibit ke dalam plastik dan pekerjaannya pun dibantu dengan alat yang canggih.
Baca Juga:
Kasus TPPO Jerman, Guru Besar Universitas Jambi Dicecar 48 Pertanyaan
Bekerja selama 8 jam per hari, Putrie dan ketiga temannya dibayar 10.000 yen atau setara dengan Rp 1,3 juta. Pendapatannya ini hanyalah sebagian hasil dari waktu kosongnya saat magang di perusahaan jamur.
Hasil pendapatan yang Putrie kantongi hanya dari program magangnya saja per bulannya bisa mencapai 210.000 yen atau setara dengan Rp 26 juta. Pendapatan ini belum ditambah dengan penghasilan part-timenya dan biaya-biaya yang harus dibayarkan perbulannya.
Unggahan kegiatan Putrie saat magang di Jepang ternyata memancing semangat netizen yang lain. Dilihat lebih dari 2 juta kali dan banyak netizen yang begitu tertarik untuk mencoba hal seperti yang dilakukan oleh Putrie.
Baca Juga:
Bareskrim Polri Keluarkan DPO Terhadap 2 Tersangka TPPO Modus Magang ke Jerman
"The real magang sesungguhnya nggak sih yang begini tuh," tulis akun @hembusankentut.
"Asli pengen banget magang di sana. Pertaniannya pasti maju kan. Sayang aku nggak bisa bahasa Jepang," tulis akun @user227011381. [Ss]