WahanaNews-Kalteng | Perusahaan energi milik negara Venezuela PDVSA sedang dalam pembicaraan untuk membeli dan menyewa beberapa kapal tanker minyak di tengah kemungkinan ekspansi ekspor.
Kabar tersebut menurut tiga sumber dan sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters, Jumat (1/4/2022), sebuah tanda yang diharapkan negara itu.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Sanksi AS terhadap sektor minyaknya akan dilonggarkan.
Invasi Rusia ke Ukraina telah memicu perburuan global bagi pasokan minyak baru, terutama minyak berat yang diproduksi oleh Venezuela.
Pertemuan tingkat tinggi antara pejabat Amerika Serikat (AS) dan Venezuela di Caracas bulan ini membuka pintu bagi pembicaraan mengenai sanksi yang dikenakan pada PDVSA pada 2019, yang kemudian diperkuat oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, sebagai bagian dari kampanye tekanan maksimum untuk menggulingkan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Sanksi terhadap Venezuela yang diberlakukan pemerintahan Trump pada 2020 menyebabkan pemotongan total otorisasi ekspor yang mencakup sebagian besar perusahaan energi asing dalam produksi bersama dengan PDVSA.
Penangguhan tersebut membuat perusahaan termasuk Chevron Corp, Eni SpA dan Repsol SA dengan miliaran dolar dalam bentuk dividen dan utang yang belum dibayar yang telah diselesaikan melalui kargo minyak Venezuela.
Eksekutif dari lengan maritim PDVSA, PDV Marina, dan divisi Perdagangan dan Suplai perusahaan baru-baru ini bertemu dengan beberapa perusahaan yang menawarkan kapal tanker.