Yudhi, salah seorang pedagang di PPM mengaku senang dengan kedatangan para wakil rakyat dan dinas terkait. Dia berharap ini menjadi awal langkah konkret membenahi agar PPM kembali ramai pembeli seperti dulu.
"Sekarang ini omzet menurun lebih dari 200 persen dibanding dulu. Bahkan di lantai dua itu terkadang ada sampai satu minggu tidak pecah (tidak ada laku), makanya semakin banyak yang tutup," kata Yudhi.
Baca Juga:
DPRD Surabaya Dukung Peningkatan Fungsi Balai RW oleh Pemkot Surabaya
Pedagang berharap kepada pemerintah daerah dan DPRD untuk membenahi dan meningkatkan sarana prasarana PPM Sampit.
DPRD diharapkan turun tangan secara serius menyelamatkan PPM agar tidak sampai mati akibat semakin sepinya pembeli.
"PPM ini perlu dipoles dari pasar tradisional menjadi semi modern dan pasar wisata. Orang datang berwisata, sehingga kemudian orang akan belanja atau sebaliknya," ujar Yudhi.
Baca Juga:
DPRD Kabupaten Balangan Gelar FGD Penyusunan Rencana Kerja Tahun 2025 di Banjarmasin
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kotawaringin Timur Fakhrujiansyah mengatakan, tinjauan lapangan ini lanjutan rapat pada 8 Oktober lalu. Tujuannya untuk melihat kondisi pasar saat ini sehingga bisa ditentukan mana yang mendesak diperbaiki.
"Sejak 2004 lalu pasar ini tidak ada pembenahan dan pemeliharaan. Makanya kita bahas pembenahan dan peningkatannya. Bagian atas juga akan dimanfaatkan. Dibenahi supaya minat masyarakat semakin tinggi," katanya.
Diakui, pasar tradisional menghadapi tantangan besar di era digital sekarang ini. Transaksi banyak beralih secara online sehingga jumlah orang yang datang ke pasar juga berkurang.