Misalnya saja pada proses distribusinya, saat beban puncak di kota besar turun maka PLN akan melakukan distribusi langsung ke daerah-daerah tujuan pemudik.
Pasalnya, kenaikan konsumsi listrik skala rumah tangga akan terjadi. Misalnya saja di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, ataupun Bali.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Darmawan menjelaskan dari hulu ke hilir pihaknya sudah membuat sistem digitalisasi pengaturan beban. Prediksi kenaikan beban akan ditinjau secara cepat dan real time.
"Kami lakukan transformasi dengan digitalisasi pengaturan beban. Tadinya prediksi kenaikan dan penurunan beban dilakukan H-1, dan kami lakukan di hari H kami seimbangkan berbasis prediksi H-1 nya. Kami prediksi saat ini mulai dari pagi, siang, dan sore kami prediksi," ungkap Darmawan.
Dengan sistem ini prediksi peningkatan dan penurunan beban menjadi hampir 100% akurasinya. "Dengan begitu, pengaturan pasokan dan beban jadi akurat," tuturnya.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Sistem ini juga dapat membuat pihak Darmawan melakukan manajemen dari sisi hulu atau pembangkitan.
Bila pasokan masih berlebih maka pembangkit bisa dikurangi kapasitasnya.
"Sistem jadi lebih andal dan pengaturan optimasi pembangkitan kita lebih efisiensi dan optimal, dengan begitu bisa juga ada penurunan cost," papar Darmawan.[ss]