Permintaan batu bara di India kemungkinan bisa baru turun dalam beberapa bulan ke depan, jika gelombang panas mereda di Juli atau Agustus.
Sementara itu, produsen batu bara di Afrika Selatan terpaksa memperbanyak pengangkutan batu bara dengan menggunakan truk karena rusaknya jalur kereta.
Baca Juga:
5 Juragan Batu Bara RI, Juaranya Punya Harta Rp 378 T
Jalur kereta untuk pengangkutan batu bara di Afrika Selatan rusak parah karena minimnya perawatan dan investasi, aksi vandalisme serta aksi pencurian prasarana rel.
Rusaknya rel tidak hanya membuat Afrika Selatan kehilangan miliaran dollar karena tidak sanggup memenuhi permintaan.
Juga, membuat harga batu bara Afrika Selatan mahal.Mengangkut batu bara menggunakan truk memakan ongkos empat kali lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan kereta. Penambang batu bara menggunakan 400 truk per hari untuk mengangut 6 juta ton batu bara setahun.
Baca Juga:
Kenaikan Harga Batu Bara, PLN Was-was Kekurangan Pasokan
"Jumlah truk makin meningkat dan ini bukaanlah situasi yang bagus," tutur Sizakele Mzimela, Chief Executive dari Transnet Freight Rail kepada Reuters.
Dari Polandia, perusahaan pertambangan Polandia Jastrzebska Spolka Weglowa (JSW) te;ah mendeklrasikan force majeure karena persoalan pasokan setelah kecelakaan di pertambangan Pniowek dan Zofiowka bulan lalu.
Produksi JSW kemungkinan akan berkurang 400.000 ton. Tahun lalu, JSW memproduksi 11 juta ton batu bara. Berkurangnya produksi batu bara JSW menjadi kabar buruk bagi Polandia dan negara tetangga Polandia yang selama ini menggantungkan batu bara dari JSW.