WahanaNews-Kalteng | PT PLN (Persero) melakukan studi lapangan ke proyek smart grid dan High Voltage Direct Current (HVDC) di Zhangbei, China, dalam rangka penjajakan pengembangan sistem smart grid terintegrasi di tanah air.
Seperti diketahui, smart grid merupakan sistem jaringan tenaga listrik yang dilengkapi dengan teknologi informasi dan teknologi komunikasi canggih yang dapat memungkinkan sistem pengaturan tenaga listrik secara efisien.
Baca Juga:
Banyak Jaringan Listrik Sudah Tua, ALPERKLINAS Imbau PLN Alokasikan Anggaran Penggantian Demi Keselamatan Konsumen
Tak hanya itu, sistem smart grid menyediakan keandalan pasokan tenaga listrik yang tinggi, pemanfaatan sumber energi terbarukan dan memungkinkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, studi yang dilakukan Perseroan ke China diharapkan menjadi langkah awal PLN membangun sistem interkoneksi antarpulau untuk pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dalam skala besar.
Ia melanjutkan, untuk membangun sistem interkoneksi antarpulau yang andal, Indonesia membutuhkan digitalisasi jaringan listrik dan pembangunan smart grid.
Baca Juga:
Pangdam XX/TIB Tanamkan Nilai Pengabdian dan Kemanunggalan TNI-Rakyat di Kodim 0416/Bute
Melalui benchmarking ini PLN ingin melihat secara langsung operasionalisasi sistem smart grid yang terintegrasi dengan pembangkit angin, panel surya, battery storage, serta sistem HVDC dalam skala besar.
"PLN mengambil langkah agresif untuk pengembangan jaringan smart grid di tanah air," ucap Darmawan dalam keterangannya, Rabu (24/5/2023).
"Dari studi ini harapannya PLN dapat segera mengaplikasikan teknologi smart grid agar lebih optimal dalam menghadapi dinamika beban listrik dari sumber EBT yang beragam," sambungnya.