Kalteng.WahanaNews.co, Palangka Raya - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menegaskan bahwa keberadaan Bundaran Besar berarsitektur Talawang di Kota Palangka Raya, yang semula hanya berupa lapangan datar bertaman, menjadi simbol semangat dan kekuatan bagi provinsi setempat.
"Renovasi Bundaran Besar (yang semula berupa lapangan datar setinggi badan jalan) dengan menara Talawang bukan untuk megah-megahan, tetapi sebagai Ikon kebanggaan masyarakat Kalimantan Tengah," katanya di Palangka Raya, Senin (27/5/2024).
Baca Juga:
KPU Palangka Raya Siapkan 90 Persen Logistik Pilkada, Distribusi H-1 di 415 TPS
Menurutnya, keberadaan ikon daerah sangatlah penting, sebagai identitas maupun daya tarik wisata, yang akan menggerakkan perekonomian.
Sugianto mencontohkan, saat masyarakat berbicara tentang Monas dan Bundaran HI, maka orang sudah tahu kalau itu di Jakarta. Kemudian Jam Gadang di Sumatra Barat, hingga Jembatan Ampera di Palembang.
"Maka harapan kita nanti sama, bila ada yang mengatakan Bundaran Besar Talawang, semua orang tahu itu Kalimantan Tengah," ujarnya tegas.
Baca Juga:
KPU Kalteng Tetapkan 22 TPS Khusus untuk Pilkada Serentak 2024
Bundaran Besar digambarkan sebagai simbol semangat sekaligus kekuatan bagi Kalimantan Tengah, yakni dalam menahan gempuran dinamika pembangunan ke depan yang pastinya semakin berat, mulai dari pesatnya globalisasi dan digitalisasi, ancaman krisis energi dan pangan, bonus demografi, hingga pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sementara itu, meski belum diresmikan, saat ini tampak masyarakat sangat antusias mendatangi Bundaran Besar di setiap harinya, baik untuk berswafoto, menghabiskan waktu bersantai maupun berolahraga. Tak hanya warga Palangka Raya, tetapi juga dari berbagai daerah lain.
Adapun pembangunan atau renovasi Bundaran Besar Kota Palangka Raya menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Kalteng dalam melakukan 'branding' daerah.