Darmawan menambahkan, keberhasilan pengamanan kelistrikan merupakan hasil persiapan teknis yang matang dan kerja kolaboratif seluruh tim.
Sejak jauh hari, PLN melakukan asesmen dari hulu hingga hilir sistem kelistrikan serta menetapkan masa siaga kelistrikan khusus Jakarta pada 1–18 Agustus 2025.
Baca Juga:
Pemprov Kalteng Seleksi 1.667 PPPK Tahap Dua, Pastikan Transparansi Proses
"Kami melakukan simulasi beban dan pengujian sistem secara menyeluruh. Koordinasi lintas unit diperkuat, dan setiap perangkat cadangan dipastikan dalam kondisi prima. Ini adalah kerja teknis yang presisi, namun tetap mengedepankan kecepatan dan ketepatan," jelas Darmawan.
General Manager PLN UID Jakarta Raya, Moch Andy Adchaminoerdin, menambahkan untuk memastikan kelancaran acara, PLN menerapkan sistem pengamanan kelistrikan berlapis yang terdiri dari suplai 2 subsistem, 4 gardu induk, 4 penyulang, full automation melalui scada, 8 unit Uninterruptible Power Supply (UPS) dengan total daya 3.200 kVA, serta power generator dengan total daya 8.000 kVA.
Seluruh sistem ini diawasi secara real-time selama 24 jam melalui control center di Powerhouse PLN Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Baca Juga:
Anggota DPRD Kalimantan Tengah Minta Pemerintah Segera Atasi Abrasi di Sukamara
Selain itu sebanyak 131 personel PLN disiagakan penuh selama 24 jam di 7 titik posko siaga di sekitar Istana Merdeka.
Mereka tergabung dalam petugas khusus PLN yang dibentuk untuk mendukung keandalan kelistrikan selama rangkaian kegiatan HUT ke-80 RI.
”Kami menyusun strategi pengamanan kelistrikan dengan pendekatan sistemik dan berlapis. Setiap komponen, dari gardu induk hingga UPS, kami pastikan berfungsi optimal. Ini adalah bentuk komitmen kami untuk mendukung momen penting bangsa," ujar Andy.