Jackie Chan juga membeberkan bahwa saat menjadi Orang Kaya Baru (OKB), ia mengaku menghabiskan uangnya dengan jumlah fantastis yakni Rp 18M dalam seminggu.
Ia mendapatkan uang tersebut saat filmnya menembus perfilman Hongkong. Merasa kebingungan, Jackie kemudian memilih untuk menghamburkan uangnya dengan membeli jam tangan. Ia pun membeli jam tangan paling mahal sebanyak 7 buah dan memamerkannya ke teman-temannya.
Baca Juga:
Menolak Ajakan Bercinta Pamannya, Wanita Muda Dibunuh
“Seorang pria yang tidak menerima pendidikan yang layak, tiba-tiba saya memiliki uang 10 juta dolar Hong Kong (lebih dari Rp18miliar) dalam semalam. Saya hampir membeli semua yang saya inginkan dalam hidup saya dalam waktu seminggu (menggunakan uang itu),” kata Jackie, dikutip dari buku memoir Never Grow Up.
“Selama satu minggu penuh, saya memakai jam tangan yang berbeda setiap hari. Saya akan membuat janji untuk bertemu teman-teman saya untuk makan. Saya lalu pura-pura menyingsingkan lengan baju saya untuk memperlihatkan arloji segera setelah bertemu dengan mereka,” sambungnya.
Fakta mengejutkan lainnya adalah Jackie ternyata tidak menyukai filmnya bersama Chris Tucker yang berjudul Rush Hour. Padahal, filmnya ini menembus posisi ke-7 dengan penghasilan kotor terbanyak di Box Office Amerika 1998 yakni 140 Juta USD (Rp1,9 T).
Baca Juga:
Wanita Menangis Usai Bercinta, Kenapa ya?
Ternyata, Jackie tidak menyukai film tersebut karena menurutnya, film Rush Hour terlalu memakai gaya kebarat-baratan. Selain itu, ia juga tidak mengerti gaya humor Amerika sehingga membuatnya menjadi kurang menyukai film tersebut.
“Aku bukan pecinta Rush Hour, ketika kami selesai syuting, aku sangat kecewa karena film itu bukan film yang (bisa) kuhargai karena aku tak suka adegan laganya. Aku merasa gaya adegan laganya terlalu 'Amerika' dan aku juga tak mengerti humor rasa Amerika," kata Jackie.
Jackie Chan pernah berhadapan dengan Mafia Hongkong saat sedang melakukan syuting film Rush Hour ke-2. Saat itu, syuting film diadakan di lokasi lampu merah, Wanchai.