Hama yang banyak menyerang tanaman cabai rawit antara lain ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu daun, trips dan tungau.
Penyakit yang banyak menyerang antara lain, virus kuning, busuk buah antraknos, layu fusarium, layu bakteri, bercak daun serkos poradan rebah kecambah.
Baca Juga:
Pemkab Sigi Sulteng Catat Harga Cabai Rawit Turun Rp70/Kg Juni 2024
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menerapkan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT), yaitu melakukan budidaya secara sehat yang diawali dengan pemilihan varietas tahan, benih yang bebas serangan OPT, perlakuan benih, sterilisasi media semai, penyiraman, sanitasi lahan dan pemupukan secara teratur, serta pengamatan rutin setiap pagi dan sore hari.
Jika ditemukan hama, langsung dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitu dengan mengambil hama dan menyingkirkannya.
Selanjutnya disemprotkan pestisi dan abati atau bio pestisida yakni petisida alamu seperti minyak seraiwangi dengan dosis 1-3 cc/liter air yang ditambah dengan sedikit detergen.
Baca Juga:
10 Daerah Penghasil Cabai Rawit Terbesar di Indonesia
Pestisi dan abati laninnya biasa di buat dari daun sirsak, daun mindi, daun bengkuang, bayam duri, bunga kembang paku lempat, tembakau dan lain-lain.
8. Panen dan pascapanen