Kalteng.WahanaNews.co, Sampit - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, berharap Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dapat menekan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kami harap OMC ini bisa membantu operasi darat, paling tidak melakukan pembasahan ke daerah-daerah rawa, sehingga bisa mengeliminir terjadinya karhutla,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam di Sampit, Rabu (10/7/2024).
Baca Juga:
KPU Kalteng Tetapkan 22 TPS Khusus untuk Pilkada Serentak 2024
Ia menjelaskan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Haji Asan Sampit menyatakan Kotim sudah memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Meskipun, durasi musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih singkat dibanding tahun lalu, namun ancaman kekeringan lebih tinggi. Oleh sebab itu, Pemkab Kotim mulai melakukan upaya mitigasi karhutla salah satunya dengan menetapkan status Siaga Darurat Bencana Karhutla selama 90 hari, yakni 4 Juli - 1 Oktober 2024.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan patroli terpadu dalam waktu dekat.
Baca Juga:
Dampak Peningkatan Status Jalan di Kotawaringin Timur Terhadap Program Inpres Jalan Daerah Kotim
“Pada status siaga ini kami mengedepankan pencegahan, saat ini kami sedang menyusun operasi untuk patroli terpadu yang mungkin dalam beberapa minggu ke depan,” ujarnya.
Sehubungan dengan meningkatnya potensi karhutla, pemerintah pusat melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama BMKG melaksanakan OMC selama sepuluh hari, yakni 6-15 Juli 2024 sebagai upaya mitigasi karhutla.
OMC bertujuan untuk menambah kondensasi dalam awan, sehingga proses terjadinya hujan bisa lebih cepat dan hujan bisa jatuh di area-area yang ditargetkan, mencakup sejumlah wilayah di Kalteng yang memiliki lahan gambut.