Terlebih, menjelang Lebaran jumlah pembeli meningkat sehingga ia harus bekerja ekstra bahkan menambah karyawan, sehingga menjadi pertimbangan dalam menaikkan harga. Jika pada hari biasa ia menjual 120-130 kilogram
daging sapi per hari, dalam 3 hari terakhir ia bisa menjual hingga 1 ton per hari. Pembeli yang datang bukan hanya dari Kotim, tapi juga dari kabupaten tetangga.
Baca Juga:
Daging Sapi Alami Kelonjakan Harga di Sigi
"Contohnya, warga Desa Sukamandang (Kabupaten Seruyan) juga membeli sapi ke sini, padahal di sana juga ada pasar. Tapi sebagai pedagang tentu kami bersyukur," imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli bernama Aulia mengaku membeli sapi untuk sajian saat Lebaran. Menyambut hari kemenangan bagi umat Islam, ia ingin menyajikan hidangan yang istimewa untuk keluarganya.
Meski ada alternatif daging sapi beku, ia tetap memilih membeli daging segar di pasar karena menurutnya kualitasnya berbeda. Kenaikan harga pun tak menjadi penghalang, sebab momentum Hari Raya Idul Fitri hanya terjadi satu kali setahun.
Baca Juga:
Viral Masak Daging Pakai Parasetamol Agar Empuk, Ini Bahayanya bagi Kesehatan
"Harga naik jelang Lebaran itu sudah biasa tinggal menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi, toh tidak setiap hari juga beli daging sapi, jadi tidak apa- apa," demikian Aulia.
[Redaktur: Patria Simorangkir]