NSS dijadwalkan akan menggelar IPO tahun 2022. NSS akan melepas sebanyak-banyaknya 40% saham dari modal yang disetor penuh.
Harga penawaran diperkirakan berkisar antara Rp 135 – Rp 150 per saham dan target perolehan dana dari kegiatan penawaran umum saham perdana ke publik sekitar Rp 2 triliun.
Baca Juga:
GAPKI Desak Pembentukan Badan Sawit Nasional di Bawah Pemerintahan Prabowo
“Dana IPO ini digunakan untuk memenuhi permintaan pasar yang saat ini belum dapat kami penuhi. Sebagai catatan, pasar yang ada saja di dalam negeri saja, prospeknya masih sangat besar,” jelas Robiyanto.
Robiyanto menjelaskan, NSS memiliki basis pelanggan yang sangat kuat seperti Sinarmas, Wings, Musimas, Wilmar dan perusahaan besar lainnya.
Pelanggan NSS membayar dengan metode FOB secara cash basis. Besarnya jarak antara permintaan dan produksi, mendorong perusahaan untuk mencari tambahan modal guna meningkatkan kapasitas produksi.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Setelah IPO, NSS menargetkan sudah memiliki lahan plasma seluas 10.000 hektare (ha), sebanyak tiga pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 180 ton per jam dan dua PKS dengan kapasitas 90 ton per jam dalam 5 tahun ke depan.
Dengan pengembangan kapasitas bisnis ini, produksi tahunan ditargetkan meningkat menjadi di atas 23 ton per ha per tahun, CPO sebanyak 240.000 ton dengan OER sebesar 24%. Laba bersih perusahaan diperkirakan akan naik menjadi sekitar Rp 937 miliar dalam 5 tahun mendatang. [Ss]