Kejadian lain, sudah beberapa kali palang gerbang pembatas di lampu merah perempatan Jalan HM Arsyad-Pelita rusak ditabrak kendaraan bermuatan alat berat yang melintas. Terbaru, insiden kembali terjadi pada Jumat (12/7/2024) malam lalu, gerbang tersebut kembali hancur akibat tersangkut alat berat yang diangkut melintas lokasi tersebut meski sudah dikawal mobil polisi.
Anas, salah seorang pengusaha mengatakan, ruas jalan lingkar selatan sudah dipopulerkan sebagai jalan khusus angkutan berat sejak masa pemerintahan Gubernur Suparmanto. Ini merupakan wujud perhatian dan keseriusan pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah saat itu mengembangkan Kotim, khususnya Pelabuhan Bagendang sebagai gerbang perekonomian provinsi ini.
Baca Juga:
Diduga Karena Kendaraan Proyek, Jalan Kuta Babo-Tinada Pakpak Bharat Rusak Parah
Namun disayangkan kini kondisi ruas jalan lingkar selatan rusak parah. Selain itu, jalan HM Arsyad menuju Pelabuhan Bagendang yang juga merupakan kewenangan pemerintah provinsi, juga sebagian rusak.
Dia mengaku bertanya-tanya mengapa pemerintah provinsi belum juga memperbaiki ruas jalan lingkar selatan. Padahal sangat jelas keberadaan jalan ini vital sebagai bagian urat nadi perekonomian Kotim, bahkan juga bagi d daerah lain di Kalteng karena banyak pasokan barang dari luar pulau didatangkan melalui Pelabuhan Bagendang.
"Potensi sektor kepelabuhan di Kotim ini sangat besar dan bisa terus dikembangkan, tapi kerusakan jalan lingkar selatan ini menjadi kendala. Bingung juga saya. Kenapa jalan kita tidak diperbaiki dan dipelihara seperti jalan ke pelabuhan di Kobar," ujarnya.
Baca Juga:
Jalan Provinsi di Subulussalam Rusak Parah, YARA Somasi Pj Gubernur Aceh
Anas berharap, kondisi ini juga menjadikan perhatian pemerintah pusat. Harapannya agar perekonomian Kotim dan Kalteng semakin meningkat, khususnya melalui sektor kepelabuhan di Kotim.
Pemerintah pusat diharapkan memberi perhatian terhadap pengembangan potensi perekonomian di daerah. Apalagi seperti di Kotim, potensi perekonomiannya dinilai masih sangat besar untuk dikembangkan.
"Membangun tol di Pulau Jawa menghabiskan dana besar. Seharusnya perhatian serupa juga diberikan terhadap daerah. Contohnya terhadap Kotim yang membutuhkan peningkatan infrastruktur untuk meningkatkan laju perekonomian," harapnya.