Ia menambahkan, panjang ruas jalan yang menghubungkan Desa Tanjung Jariangau, Desa Bawan, dan Kelurahan Kuala Kuayan kurang lebih 7,3 kilometer.
Karena belum tersedianya anggaran, untuk sementara perbaikan jalan yang dilakukan bersifat penanganan darurat. Ada delapan titik kritis yang menjadi fokus penanganan darurat, sejauh ini sudah empat titik yang berhasil ditangani. Untuk penanganan menyeluruh akan diajukan pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kotim 2025, sembari mencari alternatif pembiayaan lain.
Baca Juga:
KPU Kotim Gelar Jalan Sehat Sosialisasi untuk Tingkatkan Partisipasi Pilkada 2024
Estimasi anggaran untuk perbaikan Jalan Tanjung Jariangau-Bawan-Kuala Kuayan mencapai Rp25 miliar. Pasalnya, penanganan jalan harus menggunakan sistem cor di beberapa lokasi guna mengantisipasi dampak banjir.
“Di samping itu, rencananya tahun 2024 ini kami akan membangun box culvert untuk mengganti jembatan kayu yang rusak di jalan tersebut. Namun, pengerjaannya dilakukan secara bertahap,” demikian Mentana.
Sementara itu, Camat Mentaya Hulu Muhammad Indra menanggapi terkait video sejumlah warga yang memasang portal di jalan dan meminta bayaran dari pengendara yang melintas. Ia menerangkan lokasi jalan pada video tersebut bukan jalan milik pemerintah atau negara, melainkan lahan perkebunan warga yang berada di sebelah ruas Jalan Tanjung Jariangau-Bawan-Kuala Kuayan.
Baca Juga:
Dinsos Kotim Hentikan Sementara Penyaluran Bansos Hingga Pilkada 2024 Usai
“Itu jalan alternatif yang dibuka melalui kebun milik warga sebagai antisipasi sambil menunggu jalan poros yang sedang diperbaiki, karena kondisinya saat ini sangat parah dan cuaca belum mendukung untuk dilakukan perbaikan secara maksimal,” ujarnya.
Lanjutnya, jalan alternatif tersebut tidak diperkenankan untuk kendaraan pengangkut kelapa sawit, tetapi khusus untuk kendaraan roda dua dan mobil penumpang. Sebab berpeluang akan mengalami kerusakan yang sama dengan ruas jalan utama.
Ia tidak menampik bahwa pemilik tanah meminta bayaran bagi yang melintas, tapi seikhlasnya saja dari pengendara. Karena pemilik tanah telah membuka lahannya untuk menjadi jalan alternatif. Indra justru menyayangkan video yang beredar di media sosial tanpa penjelasan yang sebenarnya, sehingga membuat warganet berpikiran negatif. Bahkan, tak sedikit yang menduga adanya oknum yang menyalahgunakan jalan pemerintah.