PLN memiliki beberapa proyek pembangunan yakni pembangunan 35.000 megawatt (MW) pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Pada pembangkit berbasis EBT ini diketahui berupa pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas sebesar 10.000 megawatt, pembangkit listrik tenaga air 10.000 megawatt, dan pembangkit listrik tenaga angin 15.000 megawatt.
Baca Juga:
Maraknya Penyalahgunaan Arus untuk 'Strum' Manusia, ALPERKLINAS Desak PLN Perketat Pengawasan
Kemudian, peningkatan kapasitas transmisi sebesar 200.000 MVA, peningkatan kapasitas distribusi sebesar 100.000 MVA, dan pengembangan smart grid di lima regional daerah di Indonesia.
Dalam hal ini PLN akan mengandalkan berbagai sumber pendanaan untuk membiayai investasi tersebut, termasuk dari APBN, pinjaman dari lembaga keuangan internasional, dan investasi dari swasta.
“Terbaru PLN sudah MoU dengan China dalam pengembangan smart grid dengan nilai valuasi kerjasama 54 miliar dolar AS,” kata dia.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Soroti Ancaman 'Power Wheeling' dalam RUU EBET Prolegnas 2025
Ia menyebutkan, kolaborasi seperti ini diharapkan bisa mengakselerasi skenario transisi energi pemerintah dengan target ambisius 75 persen penambahan kapasitas yang berasal dari EBT dan 25 persen dari gas alam pada 2040.[ss]