WahanaNews-Kalteng | Presiden Joe Biden minta perusahaan swasta di Amerika Serikat (AS) untuk memperkuat pertahanan digital dari kemungkinan serangan siber Rusia.
Pasalnya, Rusia pernah melakukan tiga serangan siber yang membuat negara Barat ketar-ketir.
Baca Juga:
Ini Cara Agar Smartphone Anda Lebih Aman dari Serangan Hacker
Meski belum ada bukti yang menunjukkan Rusia berencana melakukan serangan siber, Biden mengklaim adanya kemungkinan serangan siber ke AS.
Rusia sebelumnya menyebut tuduhan ini sebagai sebuah bentuk ketakutan pada Rusia atau yang mereka sebut "Russophobic."
Rusia merupakan sebuah negara besar di dunia maya dengan persenjataan siber canggih serta peretas yang mampu melakukan serangan siber dengan skala kerusakan signifikan.
Baca Juga:
Indonesia Hadapi Ancaman 50 Juta Kasus Teror Siber di Tahun 2023
Invasi Rusia ke Ukraina juga tak luput dari serangan di sektor siber. Namun serangan di sektor ini tampaknya tidak terlalu berdampak pada Ukraina, sehingga sejumlah ahli khawatir Rusia akan mengalihkan serangannya ke sekutu Ukraina.
"Peringatan Biden tampaknya masuk akal, terutama karena Barat memberlakukan lebih banyak sanksi, para peretas terus bergabung, dan serangan dari invasi tampaknya tidak berjalan sesuai rencana," kata Jen Ellis dari perusahaan keamanan siber Rapid7, seperti dikutip dari BBC.
Kekhawatiran Biden pada serangan siber Rusia bukan tak berdasar.