2. NotPetya
Baca Juga:
Meutya Hafid Dorong Kolaborasi Hadirkan Ruang Digital Aman dan Ramah Anak
NotPetya disebut sebagai serangan siber termahal dalam sejarah. AS, Inggris, dan UE menuduh militer Rusia sebagai sosok di balik serangan siber yang terjadi pada Juni 2017 ini.
Aplikasi penghancur NotPetya tersembunyi dalam sebuah aplikasi akuntansi yang digunakan di Ukraina.
Meski bersembunyi di perangkat lunak lokal, NotPetya menyebar ke seluruh dunia dan menyerang sistem komputer dari ribuan perusahaan.
Baca Juga:
Google Umumkan Akuisisi Perusahaan Keamanan Siber Wiz
Serangan tersebut menyebabkan kerugian hingga US$10 miliar atau sekitar Rp143 triliun.
Meski demikian, ilmuwan komputer dari University of Surrey, Alan Woodward mengatakan serangan semacam ini juga memiliki risiko untuk Rusia karena sifatnya yang sulit dikontrol.
"Jenis peretasan yang tidak terkendali ini lebih seperti perang biologis, karena sangat sulit untuk menargetkan infrastruktur kritis tertentu di tempat-tempat tertentu," ujarnya.