KALTENG.WAHANANEWS.CO, Sampit - Keputusan pemerintah untuk menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah melalui Bulog diakui membawa dampak signifikan terhadap pendapatan petani, termasuk di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
"Alhamdulillah dampaknya sangat terasa. Selisih harganya cukup lumayan dibandingkan menjual ke tengkulak selama ini," kata Joni, salah seorang petani di Sampit, Kamis (17/4/2025).
Baca Juga:
Ketua DPRD Kotim Dukung Pemda Tambah Dokter Spesialis dengan Beri Keuntungan
Terhitung 15 Januari 2025 HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram (kg). Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 14 Tahun 2025.
Sebelumnya, HPP GKP pada Juni 2024 lalu ditetapkan Rp6.000 per kilogram. Kenaikan HPP pada 2025 ini diakui membawa dampak positif dan manfaat yang semakin dirasakan petani.
Penaikan HPP ini bertujuan untuk mendukung swasembada pangan nasional. Penetapan HPP ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras hasil panen petani di dalam negeri.
Baca Juga:
Pelindo Sampit Apresiasi Sinergi Pihak Terkait dalam Angkutan Lebaran 2025
Kepala Desa Lampuyang Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Muksin mengatakan sebelumnya petani di desanya menjual gabah kering panen kepada tengkulak karena dinilai praktis dan cepat. Namun harganya dinilai kurang menguntungkan bagi petani.
"Dulu misalnya tengkulak dari Kapuas datang ke sini membeli gabah hanya Rp3.000 sampai Rp3.500 GKP per kilogram. Tapi kadang ada juga tengkulak lain yang datang menawarkan harga sampai Rp3.700 GKP per kilogram," ujarnya.
Dengan naiknya HPP GKP oleh Bulog menjadi Rp6.500 per kilogram, kini petani dapat merasakan keuntungan yang lumayan.