Oleh karena itu kini petani lebih memilih menjual hasil panen mereka ke Bulog. Kebijakan ini juga membuat kondisi menjadi normal karena tidak ada lagi tengkulak yang memainkan harga. Petani berharap Bulog konsisten membeli hasil panen petani.
Saat ini ada sekitar 4.500 hektare sawah di Desa Lampuyang yang merupakan lumbung padi Kotawaringin Timur. Kini petani semakin bersemangat karena hasil bertani semakin menjanjikan, apalagi lahan potensial di desa ini mencapai 8.000 hektare sehingga masih ada hampir separuh yang bisa dikembangkan.
Baca Juga:
Ketua DPRD Kotim Dukung Pemda Tambah Dokter Spesialis dengan Beri Keuntungan
Apalagi dengan dibenahinya pengairan, kata Muksin, petani semakin bersemangat. Tahun lalu ada 45 kilometer yang dibenahi sehingga air sudah bisa keluar. Petani berharap tahun ini bisa dilanjutkan 60 kilometer pengairan primer dan sekunder.
"Yang menjadi penghambat cuma di depan arah ke muara sungai karena statusnya hutan. Sudah beberapa kali kami usulkan. Kami sampaikan juga ke Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Tengah. Mudahan segera disetujui," demikian Muksin.
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur, Muhammad Azwar Fuad mengatakan, total luas tanam di Kotawaringin Timur pada 2025 ini lebih dari 8.000 hektare.
Baca Juga:
Pelindo Sampit Apresiasi Sinergi Pihak Terkait dalam Angkutan Lebaran 2025
Jika diasumsi potensi panen hanya 4 ton saja per hektare, maka sedikitnya ada 32.000 ton gabah yang akan dihasilkan.
Perusahaan Umum Bulog Kantor Cabang Kotawaringin Timur yang wilayah kerjanya mencakup Kabupaten Kotawaringin Timur, Katingan dan Seruyan, pada 2025 ini ditargetkan menyerap gabah minimal 1.700 ton.
Bulog optimistis bisa mencapai target tersebut. Fuad menegaskan, sesuai penugasan yang diberikan pemerintah maka Bulog berkomitmen untuk siap menyerap seluruh gabah hasil produksi petani.